MALANG -
Diwarnai pembakaran baju seragam sekolah di depan Kampus Universitas Islam Negeri Malang, Komunitas Merdeka Malang (Komma), menolak komersialisasi pendidikan. Komersialisasi pendidikan dianggap menghambat masyarakat miskin untuk mengakses pendidikan.
Di Pontianak, massa dari berbagai elemen menentang implementasi badan layanan umum (BLU) bidang pendidikan. Mereka menilai konsep BLU hanya memberi akses bagi anak orang kaya untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Puluhan mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo juga menyoal biaya pendidikan dengan menuntut realisasi anggaran pendidikan 20 persen, sesuai amanat konstitusi.
Di Bandar Lampung, pengunjuk rasa mendesak pemerintah agar konsekuen melaksanakan pendidikan gratis hingga 12 tahun. Mereka juga menuntut pemerintah menyediakan layanan pendidikan tinggi yang terjangkau, sembari memerhatikan nasib para guru honorer yang hidupnya jauh dari standar layak.
Tuntutan akan pencegahan kapitalisasi pendidikan antara lain juga disuarakan 400 mahasiswa/pelajar di Medan. Aksi ini melibatkan 200 buruh.
Di Garut, Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Garut setempat meminta pemerintah memerhatikan kesenjangan kualitas pendidikan antarwilayah.
Sementara itu, warga yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat NTT, menuntut perhatian pemerintah terhadap nasib guru honor dan sekolah-sekolah swasta. Mereka juga mendesak pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan, menyediakan lapangan pekerjaan bagi lulusan perguruan tinggi, serta memberantas buta aksara yang masih menyebar di pelosok NTT.(DIA/MKN/CHE/JON/KOR/APO/PRA/MHF/AHA)