Kurikulum Bahasa Indonesia Ditinjau

Jakarta, Kompas - Pemerintah akan meninjau ulang kurikulum Bahasa Indonesia setelah banyak peserta ujian nasional jenjang SMA/MA/SMK tahun 2011 tak lulus pada mata pelajaran itu. Dari 11.443 siswa yang tak lulus, 2.392 siswa (51,44 persen) tak lulus Matematika dan 1.786 siswa (38,43 persen) tak lulus Bahasa Indonesia.

”Bila dibandingkan hasil UN tahun lalu, tahun ini ada perbaikan. Namun memang tak signifikan,” kata Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh seusai rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta, Rabu (25/5).

Nuh mengakui, mahir berbahasa tak bisa diperoleh hanya melalui materi ajar di ruang kelas. ”Tidak cukup memahami, tetapi juga lihai berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,” ujarnya.

Untuk memenuhi harapan itu, kualitas guru Bahasa Indonesia akan ditingkatkan melalui pelatihan khusus.

Pada rapat kerja kemarin, anggota Komisi X beberapa kali menyinggung nilai Bahasa Indonesia pada UN. Nasrullah, salah satu anggota, menilai hasil UN Bahasa Indonesia memprihatinkan sekaligus mengherankan.

Sebab, bahasa Indonesia merupakan keseharian dan dipakai nasional. ”Kenapa bisa gagal? Kan dipakai sehari-hari?” katanya.

Nuh menjelaskan, untuk memahami konteks cerita soal, siswa harus memahami konteks, substansi, dan logika cerita soal.

Anggota Komisi X, Tubagus Dedi Gumelar, mengatakan, pemerintah perlu menyusun materi ajar cara berbahasa Indonesia yang baik. Pemerintah diharapkan serius mendukung fasilitas perpustakaan berkualitas untuk menumbuhkan minat baca.

”Dengan banyak membaca, kemampuan siswa membaca teks dan memahami konteks juga akan meningkat,” kata Dedi.(LUK)