Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkes Akui, Kedokteran Masih Mahal

Kompas.com - 30/05/2011, 17:06 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih mengakui jika pendidikan kedokteran dirasakan masih sangat mahal. Biaya yang diperlukan untuk kuliah di fakultas kedokteran sekurang-kurangnya mencapai Rp 35 sampai Rp 50 juta per mahasiswa per semester.

Demikian diucapkan Menkes dalam surat yang dibacakan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh pada Rapat Kerja dengan Komisi X DPR, Senin (30/5/2011) siang di Jakarta. Namun, lanjut Menkes, walaupun dinilai mahal, nyatanya pendidikan kedokteran masih menjadi pendidikan terfavorit yang diminati masyarakat sehingga calon mahasiswa harus mengikuti seleksi sangat ketat untuk bisa mengenyam pendidikan tersebut.

Selain itu, dalam pembahasan RUU Pendidikan Kedokteran, Menkes juga berharap ada penentuan kuota bagi calon mahasiswa kedokteran, terutama yang berasal dari daerah terpencil. Dengan begitu, distribusi calon dokter akan lebih merata ke seluruh pelosok Indonesia.

"Berkaitan dengan hal itu perlu ditentukan kuota bagi calon mahasiswa yang berasal dari daerah-daerah terpencil di Indonesia dengan persyaratan tertentu dan afirmatif agar tercapai upaya pemerataan pendidikan. Serta, pada saatnya bersama-sama akan tercipta pemerataan kesehatan di seluruh wilayah NKRI," ujarnya.

Endang dalam suratnya juga menyampaikan, selain mahalnya biaya, saat ini pendidikan kedokteran juga memerlukan penerapan yang lebih tinggi dan dituntut menyediakan Rumah Sakit Pendidikan. Lambatnya produksi dokter spesialis salah satunya karena kurangnya ketersediaan rumah sakit pendidikan tersebut.

"Keadaan ini berdampak pada lemahnya pelayanan kedokteran yang spesifik atau spesialis di Indonesia. Karena itu, kami mengusulkan agar pendidikan spesialisasi dapat diperluas dengan memanfaatkan rumah sakit pendidikan dalam program dokter spesialis berbasis kompetensi, serta dikaitkan dengan pengaturan distribusinya dengan program beasiswa atau tugas belajar sehingga mencapai pemerataan pelayanan kedokteran," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com