Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghargaan buat Pencetus "Jalan Sesama"

Kompas.com - 12/06/2011, 08:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Muhammad Zuhdi berhasil meraih penghargaan dari Pemerintah Australia dalam Australian Alumni Award for Excellence in Education 2011. Ia telah bertahun-tahun menceburkan diri di dunia pendidikan, baik sebagai dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah maaupun sebagai praktisi pendidikan anak usia dini dengan memproduksi film Jalan Sesama (Sesame Street versi Indonesia).

Kepada Kompas.com, pria ramah ini bercerita tentang pengalamannya menghadapi tantangan ketika memproduksi film tersebut. "Saya berkecimpung di dua pendidikan yang secara jenjang memiliki perbedaan. Pertama saya adalah dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, saya mengajar para calon guru. Selain itu, saya juga berkecimpung di dunia PAUD (pendidikan anak usia dini), saya terlibat dalam produksi film Jalan Sesama sejak tahun 2006. Tugas saya dan tim (team education and research) adalah meramu dan merumuskan pesan pendidikan yang akan dimasukkan ke dalam film tersebut. Jadi selain menghibur, ada pesan pendidikannya juga," tutur Zuhdi, sesaat setelah menerima Australian Alumni Award, Sabtu (11/6/2011) malam di Ballroom Hotel Four Season, Jakarta.

"Tantangan utamanya adalah bagaimana mengemas sebuah program yang menarik, tetapi juga mendidik," ujarnya. Atas segala upaya kerasnya, film Jalan Sesama berhasil meraih beberapa penghargaan. Penghargaan tersebut antara lain Golden Award dari World Media Festival di Jerman pada tahun 2009 dan penghargaan dari Kementerian Pendidikan Nasional tahun 2010 dengan kategori Program yang Peduli terhadap Pendidikan Anak-anak.

"Yang menarik, ada penelitian yang dilakukan oleh Dr Dina Borzekowsky dari John Hopkins University, Amerika Serikat. Ia melakukan penelitian di beberapa daerah di Banten, mereka melihat impact dari film Jalan Sesama ini terhadap anak-anak dan terbukti cukup signifikan. Jadi materi yang diberikan melalui film ini cukup berpengaruh untuk anak-anak meskipun mereka tidak pergi ke TK. Mereka, anak-anak yang berasal dari golongan kurang mampu, dapat mengambil ilmu yang dibawa oleh film ini," ujarnya.

Meski begitu, Zuhdi mengakui banyak sekali kendala dalam memproduksi dan mengembangkan film Jalan Sesama. salah satunya adalah keterbatasan teknologi dan sumber daya. Itulah alasan yang mendorongnya terus berdiskusi dengan berbagai pihak demi memenuhi hasrat memproduksi film anak-anak yang sarat dengan muatan pendidikan dan potensi lokal.

"Memang kita masih kekurangan teknologi dan kepakaran, tidak banyak yang memproduksi film seperti ini. Karena itu, tidak ada salahnya kita membuka diri dengan mereka yang sudah berpengalaman karena Sesame Street sudah ada sejak tahun 1960-an. Film ini tidak hanya berhasil di Amerika saja, tetapi juga di banyak negara lain," katanya. 

Jalan Sesama memang adaptasi dari Sesame Street. Dalam program tersebut, Sesame Street International bekerjasama dengan produser lokal untuk menciptakan program TV untuk anak-anak yang bernuansa lokal. Walaupun ilmunya dari sana, kontennya tetap disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak di Indonesia.

"Untuk ide cerita, terkadang kami berdiskusi juga dengan para pakar, dan semua penulis ceritanya adalah murni orang Indonesia. Kemudian pesan-pesan pendidikannya kami sesuaikan dengan kurikulum dan kami juga kerap mengundang pakar-pakar pendidikan, khususnya PAUD," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkini Lainnya

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Ramai Tagar KaburAjaDulu, Cek 10 Beasiswa S1-S3 Gratis ke Luar Negeri Tak Wajib Pulang ke Indonesia

Edu
Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Menteri Mu’ti: ASN Harus Kerja Lebih Cerdas dan Inovatif di Tengah Efisiensi Anggaran

Edu
Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Syarat Nilai Rapor untuk Daftar IPDN dan Jurusannya, Kuliah Gratis Bisa Jadi CPNS

Edu
Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Kemenag: 39.012 Siswa Daftar Madrasah Aliyah Unggulan Tahun 2025

Edu
Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Anak Usaha PT KAI Buka Lowongan Kerja Pramugara-Pramugari 2025, Lulusan SMA Bisa Daftar

Edu
Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Pendanaan Riset Kampus Swasta, Mendikti Brian Akan Dorong Industri Investasi Riset

Edu
Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Mendikti Brian Sebut Kampus Vokasi Juga Bekali Sains dan Teknologi

Edu
Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Tes CBT Masuk MAN Unggulan Berlangsung 2 Hari, Catat Tanggal Pengumumannya

Edu
Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Kemendikdasmen: Pembelajaran Saat Ramadhan 2025 Jangan Membebani Siswa

Edu
Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang 'Hadir' di Masyarakat

Viral Kabur Aja Dulu, Dosen UGM: Itu Karena Negara Kurang "Hadir" di Masyarakat

Edu
39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

39 Ribu Lebih Siswa Ikuti Seleksi Masuk MAN Unggulan 2025

Edu
8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

8 Makanan Manusia Boleh Dimakan Kucing, Dosen IPB: Ada Sayuran

Edu
Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Cerita Vicky Jadi Guru PAUD di Jerman, Gaji Rp 60 Juta Per Bulan

Edu
Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Beasiswa S2-S3 ke Irlandia, Kuliah Gratis dan Dapat Tunjangan Rp 170 Juta

Edu
FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

FSGI Kecam Pemecatan Vokalis Band Sukatani Novi Dipecat Sebagai Guru

Edu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau