Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TKI: Saya Dijadikan Budak Seks (2)

Kompas.com - 23/06/2011, 08:38 WIB

KOMPAS.com - Juni 2009. Malam nan laknat itu datang. Di lantai tiga sebuah apartemen di Kota Hawali, Kuwait, pembantu rumah tangga Imas Tati (22) terpentang, terbaring telanjang di ruang tamu. Kedua tangan dan kakinya diikat pada kaki-kaki kursi. Majikannya, seorang pria berusia 30 yang ia panggil Baba, memandangi tubuh Imas dengan nanar. Tangan Baba menyentuh Imas.

”Ya Allah, Ya Rabbi,” bisik Imas dalam hati. Matanya berkaca-kaca. Tak berapa lama, air matanya tak terbendung lagi, mengairi pelipisnya. Ia terus menderas asma suci Allah dalam hati. Tangan dan kakinya terus meronta, menolak disentuh. Tapi Baba tambah bernafsu. Ia bukan hanya menyentuh, tetapi memukuli Imas.

Mata Imas terkatup rapat menahan rasa sakit, rasa takut, terhina dan marah. Ia meredamnya dengan terus menyebut asma suci Allah. Giginya menggigit bibir.

Tiba-tiba telepon genggam Baba berbunyi. Istrinya, Nyonya ”Z”, seorang dokter bedah, pulang. Baba buru-buru memakai pakaiannya. Imas pun ia lepas. Sambil berpakaian, Baba lalu menjambak rambut Imas dan mendekatkan mulutnya pada telinga Imas. Baba berbisik, ”Kalau kamu melawan, saya akan terus menjadi ancaman buat hidupmu. Seharusnya kamu mau melayani saya dan menerima lebih banyak uang untuk keluargamu." Tangan kiri Baba masih menjambak rambut Imas.

Imas membisu. Babak berikutnya adalah babak sandiwara sepasang suami istri. Setelah melayani keduanya, Imas pergi tidur. Tetapi di kamarnya, ia tak bisa memejamkan mata. Ini adalah yang kesekian kalinya ia nyaris diperkosa. Terakhir, ia hendak diperkosa si Baba dan lima keponakan prianya.

Ceritanya, usai mengantar belanja, Imas diminta tetap di mobil bersama kelima keponakan pria Baba. Ternyata mereka berniat memperkosa Imas. Sambil berjalan, kelimanya membekap Imas. Hampir seluruh pakaian Imas termasuk pakaian dalamnya sudah lepas. Demikian pula pakaian ke lima keponakan Baba.

Karena Imas terus meronta, kelima pria lamban mewujudkan niatnya. Saat kendaraan hendak sampai apartemen Baba, Baba mengingatkan kelima keponakannya agar mengurungkan niatnya. ”Kita cari waktu lain saja yang lebih leluasa,” ucap Baba. Meski kecewa, kelima keponakan menuruti permintaan Baba.

Lari

Imas mengejapkan matanya, mengusir genangan air mata. Ia masih terbaring di tempat tidur. Bayangan tentang Baba yang terus berusaha mencicipi tubuhnya di dapur, di ruang tamu, di ruang makan, bahkan di kamar mandi, membuatnya makin gelisah. Peluang Baba memperkosa Imas banyak. Sebab, Baba sehari-hari di rumah sementara istrinya setiap hari berangkat pagi, pulang malam. Hampir seluruh waktu Nyonya Z, dihabiskan di rumah sakit.

Tapi lama-lama Imas tak ingin lagi menjadi seekor ikan yang cuma bisa menggelepar tanpa suara. Imas ingin lari tapi, ragu bila mengenang kembali cita-citanya bekerja untuk membiayai sekolah adiknya, dan membantu ekonomi orangtuanya di desa.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com