Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nuh: Dana Abadi "Back Up" Anggaran Pendidikan

Kompas.com - 20/07/2011, 16:35 WIB

Dana Abadi Untuk Back Up Anggaran Pendidikan

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, menjelaskan alasan kementeriannya mendepositokan  Anggaran Pembelanjaan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 1 triliun setiap tahunnya. Dana itu disebut sebagai dana abadi yang sengaja didepositokan untuk menyiasati kebutuhan biaya pendidikan nasional yang sangat besar.

Ia menjelaskan, sistem anggaran di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) ada yang sifatnya rigid dan mengikuti kaedah APBN, mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawaban atau disebut dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Alokasi penggunaan dana tersebut harus sesuai dengan perencanaan. Jika ada program di luar DIPA dan tidak dilaksanakan, maka hal itu merupakan penyelewengan. Dengan dinamika yang tak bisa diprediksi, ia mengatakan, harus berhati-hati dalam mengurus pendidikan. Salah satunya, dengan menyediakan back up dari sisi anggaran, yang kemudian dinamakan dana abadi.

"Itulah yang mendasari mengapa perlu dana abadi. Apa maksudnya? Dana abadi itu pengelolaannya fleksibel. Meski tidak 100 persen mengikuti dan sesuai  kaedah tahun anggaran tetapi tetap harus bisa dipertanggungjawabkan," kata Nuh, saat ditemui Kompas.com, Rabu (20/7/2011) siang, di kantornya.

Nuh melanjutkan, dirinya sangat yakin dana abadi yang sifatnya fleksibel dapat menjadi jalan keluar ketika dana APBN terlambat dicairkan. Paling tidak, setiap tahunnya ada Rp 1 triliun dana APBN di Kemdiknas yang didepositokan. Karena sudah memasuki tahun kedua, saat ini dana abadi sudah mencapai Rp 2 triliun.

Seperti diberitakan Kompas, 18 Juli 2011, dari dana abadi sebesar Rp 1 triliun pada tahun 2011, bunganya sudah mencapai Rp 72 miliar. Namun, karena Komite Pendidikan Nasional dan badan layanan umum yang akan mengelola dana abadi itu belum terbentuk, penghasilan investasi itu tersimpan begitu saja.

”Dana abadi Rp 1 triliun itu hanya dititipkan pada PIP (Pusat Investasi Pemerintah) hingga BLU (badan layanan umum) terbentuk. Jika rata-rata biaya kuliah S-2 dan S-3 Rp 200 juta per orang, bunganya saja bisa menyekolahkan 350 orang,” ujar Kepala PIP Soritaon Siregar di Bogor, Sabtu (16/7), saat memaparkan Laporan Kinerja Semester I 2011 kepada media massa.

Menurut dia, PIP ditugaskan menampung dana abadi pendidikan Rp 1 triliun sejak awal tahun 2011. Sebagai pusat investasi, pihaknya memutar dana itu di deposito dengan bunga 7 persen per tahun dan dibayar dimuka. Dengan demikian, awal tahun 2011 dana abadi itu sudah berkembang Rp 70 miliar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com