Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Lambat Mencetak Doktor

Kompas.com - 03/08/2011, 14:51 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah doktor di perguruan tinggi merupakan salah satu parameter kredibilitas lembaga pendidikan tersebut. Hal itu dikatakan Rektor Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Edy Suandi Hamid, di Yogyakarta, Rabu (3/8/2011).

"Oleh karena itu, perguruan tinggi termasuk Universitas Islam Indonesia (UII) perlu terus menambah jumlah doktor untuk meningkatkan kualitas dan kredibilitas," kata Edy saat memberikan penyambutan delapan doktor baru UII, hari ini.

Menurut dia, dengan jumlah doktor yang terus bertambah, perkembangan universitas dalam melaksanakan tugas utamanya sebagai institusi pendidikan tinggi semakin meningkat.

Ia mengatakan, jumlah doktor di Indonesia hingga saat ini dinilai masih sangat minim. Dari total penduduk Indonesia sekitar 230 juta orang, hanya 23.000 orang yang menyandang gelar doktor.

"Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) mencatat pada 2010 pertambahan dosen berkualifikasi doktor hanya sekitar 3.500-4.000 orang. Indonesia juga dinilai terlambat mencetak doktor dibandingkan dengan negara lain," katanya.

Menurut dia, di Amerika Serikat, jumlah doktor telah mencapai 3,1 juta orang dan India memiliki 1,69 juta doktor. "Hal itu menuntut kita memiliki tanggung jawab dalam mendidik, membina, dan membekali mahasiswa sehingga nanti menjadi alumni yang dapat berperan dalam memperbaiki bangsa dan negara," katanya.

Ia mengatakan, delapan doktor baru UII itu terdiri atas tujuh orang lulusan perguruan tinggi luar negeri dan satu orang lulusan perguruan tinggi dalam negeri.

"Dengan delapan doktor baru yang lulus pada 2010-2011 itu, UII kini memiliki 85 dosen dengan jenjang pendidikan strata tiga atau doktoral," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com