Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramuka Tak Pernah Bersusah ... (dan Lambat)

Kompas.com - 14/08/2011, 01:58 WIB

Pramuka, konon, kini tidak lagi dianggap aktivitas yang ”keren” oleh kebanyakan siswa sekolah. Lima Elang— seperti disebut penulis ceritanya, Salman Aristo—adalah film tentang pramuka. Film ini menawarkan kombinasi latar hutan Kalimantan dan Pramuka, termasuk aktivitas seru dan aturan main gerakan kepanduan ini. Hasilnya, persahabatan dan petualangan.

Cerita dibuka dengan Baron (Nelwan) yang sangat kesal ketika harus mengikuti orangtuanya pindah dari Jakarta ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Ia berangkat dengan menyimpan harapan bisa kembali ke Jakarta saat liburan untuk mengikuti kompetisi balap mobil remote control (RC) kegemarannya.

Di sekolah yang baru, di daerah baru, Baron bertemu Rusdi (Ramadhan), anak pramuka yang optimistis dan selalu berusaha menemukan sisi positif dari sesuatu yang tampaknya buruk sekalipun. Rusdi begitu bersemangat mengajak Baron bergabung dengan Pramuka. Baron yang hanya ingin bermain mobil RC tentu bertambah kesal dibuatnya.

Meski sempat menghindar, Baron akhirnya bergabung dalam tim Pramuka yang mewakili sekolahnya pada suatu ajang perkemahan tingkat provinsi. Ia bergabung karena menyimpan misi sendiri: meninggalkan lokasi perkemahan di acara puncak untuk berburu mobil RC.

Di bumi perkemahan yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan itu, selain dengan Rusdi, Baron juga mesti bekerja sama dengan Anton (Muhammad), Aldi (Bintang), dan Sendai (Sayangbati). Anton adalah si anak gembul yang terampil berurusan dengan api, sedangkan Sendai sangat perkasa untuk ukuran anak perempuan sebayanya.

Seperti Baron, Aldi—anak pemarah bertubuh mungil yang jago berenang ini— juga bersedia masuk tim Pramuka sekolah karena punya maksud tersendiri: ia naksir siswa sekolah lain yang juga peserta perkemahan ini.

Cerita pun kemudian bergulir di bumi perkemahan Pramuka. Apakah tujuan Baron berburu mobil RC dan keinginan Aldi berkenalan dengan ”si rambut indah” dari sekolah lain itu bisa tercapai? Yang pasti, dua hal itu tak sejalan dengan tekad Rusdi membentuk tim Pramuka terbaik yang akan memenangi kompetisi di ajang perkemahan itu.

Kelima anak ini juga mesti menghadapi situasi yang tak terbayang dalam rencana mereka sebelumnya: tersesat di hutan dan bertemu penjahat.

Verbal

Tema petualangan seru dan persahabatan—yang kali ini disuguhkan dalam kemasan Pramuka—sebenarnya selalu menarik untuk dieksplorasi. Kaum remaja itu, misalnya, diajak untuk terus bersemangat menjadi yang terbaik dengan cara yang tidak curang, tak kenal putus asa, tak pernah bersusah atau berkeluh kesan seperti kredo Pramuka dalam lagu itu. Akan tetapi, pada beberapa bagian, pesan dalam film ini terasa verbal, misalnya ketika Rusdi ”mendeklarasikan” Pramuka sebagai penyelamatnya.

Film untuk anak menuntut plot cerita yang sederhana dan mengalir lancar, tetapi unsur suspensi juga tak bisa luput dijaga. Pada beberapa bagian, film ini asyik dengan deskripsi yang membuat alur terkesan lambat, kurang dinamis. (NUR HIDAYATI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau