Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Forum Pemerhati UI Mengadu ke DPR

Kompas.com - 07/09/2011, 16:52 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Forum Pemerhati Universitas Indonesia (UI) mengadukan berbagai permasalahan di internal UI di bawah kepemimpinan Rektor Gumilar Rusliwa Somantri kepada Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Mereka yang hadir di DPR, Rabu (7/9/2011), terdiri dari anggota Dewan Guru Besar UI, Senat, Badan Eksekutif Mahasiswa, para pengajar, mahasiswa, dan berbagai unsur UI lain, serta eksternal UI seperti para pemerhati pendidikan.

"Di rumah kami ada masalah yang sangat besar. Dua sampai tiga tahun belakangan ini tata kelola UI tidak lagi dilakukan secara melembaga, tapi secara personal," ucap Prof. Thamrin Amal Tamagola, Guru Besar Sosiologi UI, kepada para anggota Komisi X.

Thamrin menilai, Gumilar tidak pernah melibatkan civitas akademika UI dalam pengambilan keputusan serta kebijakan. Selain itu, kata dia, tidak ada transparansi serta akuntabilitas dalam pengelolaan UI.

"Rektor Gumilang melakukan gebrakan-gebrakan yang mengubah tata kelola UI. Dia membentuk lembaga-lembaga baru. Terjadi personalisasi kekuasaan sehingga apa-apa yang diputuskan banyak orang di rektorat tidak tahu. Segala sesatu itu hanya diketahui dua orang, yaitu rektor dan sekretaris rektor," kata Thamrin.

Ade Armando, pengajar di Fisip UI mengatakan, permasalahan di UI bukan hanya terkait pemberian gelar doktor Honoris Causa kepada Raja Abdullah dari Arab Saudi yang kontroversial. Menurut dia, kasus itu hanya puncak gunung es dari berbagai persoalan di UI akibat sikap otoriter Gumilar.

Apa saja hal yang dinilai menyimpang? Ade antara lain mempertanyakan pembangunan gedung perpustakaan 8 lantai yang dikabarkan memakan biaya Rp 200 miliar. "Buat apa perpustakaan itu dibangun? Tidak jelas. Yang jelas di kompleks perpustakaan itu ada kedai kopi, fasilitas kebugaran, teater, dan seterusnya. Buktinya, ruang perpustakaan hanya 3 lantai," kata dia.

Kasus lain, lanjut Ade, Gumilar mendatangkan delapan pohon raksasa dari Subang dengan biaya ratusan juta rupiah. Ade menilai tidak jelas kegunaan 8 pohon itu. Selain itu, Gumilar kerap bepergian ke luar negeri dengan uang mahasiswa.

"Upah pekerja kebersihan UI hanya Rp 500.000-Rp 600.000 per bulan, jauh di bawah UMR Depok sekitar Rp 900.000. Tapi Rektor senang jalan-jalan ke luar negeri," lontar Ade.

"Saya yakin bahwa angka rata-rata dari rektor UI pergi ke luar negeri dengan duit dari mahasiswa itu lebih tinggi angka rata-rata anggota DPR ke luar negeri. Itu pasti. Hampir tidak bisa kita temui dia di UI," tambah Thamrin.

Selain itu, lanjut Ade, Gumilar membuat sistem penerimaan mahasiswa baru yang memberi ruang lebih besar bagi calon mahasiswa yang mampu membayar lebih. "Dia punya banyak skema jalur masuk untuk itu," ujar Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com