Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OSN Ikuti Standar Internasional

Kompas.com - 15/09/2011, 08:36 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggaraan Olimpiade Sains Nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah mengikuti pola pelaksanaan olimpiade sains yang berlaku di tingkat internasional. Peserta yang berprestasi di tingkat nasional menjadi bibit-bibit unggul dari daerah untuk diikutsertakan dalam seleksi peserta yang bakal mewakili Indonesia dalam berbagai olimpiade sains tingkat internasional.

Suharlan, Koordinator Olimpiade Sains SMA Kementerian Pendidikan Nasional, di sela-sela Olimpiade Sains Nasional (OSN) Ke-10 di Manado, Sulawesi Utara, Rabu (14/9), mengatakan, seleksi peserta OSN dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat sekolah hingga kabupaten/kota dan provinsi. ”Ketika sudah tingkat nasional, pelaksanaan OSN sudah setara dengan pelaksanaan olimpiade sains berbagai bidang di tingkat internasional,” kata Suharlan.

Untuk jenjang SD, bidang OSN yang dilombakan meliputi matematika dan ilmu pengetahuan alam. Adapun jenjang SMA meliputi delapan bidang, yakni matematika, komputer/informatika, fisika, biologi, kimia, astronomi, kebumian, dan ekonomi.

Setiap bidang lomba menggelar dua jenis tes, yakni tes tertulis yang berisi soal-soal pilihan ganda dan uraian. Namun, materi soal bukanlah untuk menguji hafalan, tetapi lebih bersifat menguji kemampuan analisis peserta.

Selain itu, ada juga ujian praktik, baik yang dilakukan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Lamanya ujian praktik bergantung bidang lomba yang bisa mencapai lebih dari lima jam.

Pemenang untuk tiap bidang ditentukan sebanyak 30 peserta. Peraih medali emas lima orang, medali perak 10 orang, dan medali perunggu 15 orang.

Agus Dana Permana, Koordinator Tim Olimpiade Biologi Indonesia yang juga dosen Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, mengatakan bahwa standar ujian tertulis dan praktik bidang biologi mengikuti standar internasional.

”Peserta yang menguasai konsep-konsep dasar dan teori tidak akan kesulitan. Tinggal mereka kembangkan untuk bisa menyelesaikan semua soal,” ujarnya.

Mudjito, Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional, mengatakan, anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) juga diberi kesempatan mengikuti OSN.

”Keterbatasan fisik pada ABK tertentu ternyata tidak berarti mereka terbatas secara intelektual,” tutur Mudjito. (ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com