Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemdiknas Rintis BOS untuk Pendidikan Menengah

Kompas.com - 16/09/2011, 09:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Nasiona Joko Sutrisno mengatakan, Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) SMK akan dirintis menjadi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk sekolah menengah. Hal tersebut telah dikemukakan oleh Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, dalam rapat kerja (raker) bersama anggota Komisi X DPR RI, Rabu lalu.

Joko menerangkan, BOS sekolah menengah sengaja dirintis sebagai persiapan dalam mewujudkan program wajib belajar (wajar) 12 tahun. Menurutnya, dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman, maka kemampuan dasar bangsa ini perlu ditingkatkan.

"Nantinya, lulusan SMP yang langsung bekerja coba ditarik dulu untuk masuk ke SMK. Oleh karena itu kita harus hadirkan satu kemudahan untuk para lulusan SMP agar semuanya terdorong ke SMA/SMK," kata Joko, Kamis (15/9/2011) sore, di Jakarta.

Menurutnya, SMK bisa menjadi pilihan. Para siswanya tak hanya dilatih keterampilan tertentu, tetapi juga mampu melatih kesiapan kerja dalam tataran dan keahlian yang lebih baik.

"Saat ini kami sedang membuat suatu konsep pembelajaran yang mampu mewadahi wajar 12 tahun," terangnya.

Saat ditanya mengenai besaran dana yang diperlukan untuk mendukung program wajar 12 tahun,  Joko mengaku belum bisa menjelaskan, mengingat belum adanya kepastian tentang apa saja yang dibutuhkan untuk merealisasikan program tersebut.

Namun, berdasarkan perhitungannya, BOS ideal untuk SMK itu berkisar Rp 700 ribu per anak per tahun. Joko pun menyadari, jika nantinya angka tersebut disetujui, tentu akan ada "ledakan besar" di program wajar 12 tahun. "Ledakan" yang dimaksud adalah program ini akan sangat membebani anggaran pendidikan.

"Belum bisa dipastikan karena kita belum tahu apa saja yang dibutuhkan oleh unit-unit yang lain. Tapi ide itu sudah ada dan masih menunggu kepastian dari biro perencanaan serta arahan dari Mendiknas. Yang pasti jumlahnya lebih besar dari BOMM tahun ini," kata Joko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com