Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Indonesia Terus Dilirik

Kompas.com - 22/09/2011, 06:29 WIB
M.Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia masih dianggap potensial dalam percaturan kerjasama internasionalisasi pendidikan tinggi di dunia. Memiliki populasi 237 juta jiwa, dengan partisipasi pendidikan tingkat menengah atas mencapai 6 juta pelajar (40%) dan pendidikan tinggi sebanyak 5, 2 juta pelajar (26%), Indonesia terus dilirik banyak perguruan tinggi dunia untuk berkolaborasi.

Dalam paparannya di hadapan perwakilan perguruan tinggi penyelenggara internasionalisasi pendidikan tinggi (Internationalization of Higher Education) di Kedutaan Besar Belanda di Den Haag, Belanda, Selasa (19/9/2011) lalu, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso mengatakan, saat ini bukan hanya Australia, Jepang, dan Malaysia yang semakin gencar berkolaborasi dengan Indonesia, melainkan juga Belanda. Di antara negara-negara Eropa lainnya, perguruan tinggi Belanda tampak menunjukkan intensitasnya yang semakin tinggi untuk berkolaborasi dengan Indonesia.

Berdasarkan data Dikti Kemdiknas, jumlah kerjasama melalui pemberian beasiswa luar negeri ke Belanda terus bertambah tiap tahun sejak tiga tahun lalu, baik pada program Master/PhD, Sandwich, maupun Post-doctoral. Hingga 2010 lalu, jumlah total mahasiswa program Master/PhD di Belanda mencapai 161 mahasiswa dan Sandwich sebanyak 173. Sementara untuk Post-doctoral sangat masif, yaitu mencapai 367 mahasiswa.

Tahun ini, dengan skema khusus kerjasama Dikti Kemdiknas dan Nuffic Neso Indonesia, potensi tersebut semakin terbuka lebar. Melalui kerjasama ini, ada 50 beasiswa PhD tersedia bagi pelajar Indonesia untuk melanjutkan studinya ke negeri Kincir Angin tersebut.

“Sampai tahun lalu jumlah pelajar kita di Belanda masih nomor lima. Sistem pendidikan Belanda sangat baik dan kompetitif dengan di negara-negara lainnya, sehingga kerjasama ini saya harap semakin meningkatkan kesempatan sebanyak-banyaknya mahasiswa Indonesia meraih PhD di sini,” kata Djoko.

Djoko mengungkapkan, terhitung mulai 2011 ini, Dikti Kemdiknas menyiapkan 4,500 beasiswa PhD dan 3,600 beasiswa Master setiap tahun. Beberapa kolaborasi yang dimungkinkan bisa dilakukan antara lain Overseas Degree Programme, Academic Recharging Programme (Post Doctorate), Staff/Students Exchange seperti pada skema Erasmus Mundus, atau Sandwich Programme untuk jenjang Master dan PhD, Internship dan lainnya.

Daya tarik

Banyak daya dukung yang sebetulnya bisa membuat Indonesia semakin diincar untuk berkolaborasi dengan perguruan-perguruan tinggi Belanda. Hal tersebut diungkapkan oleh Drs Chris van den Borne, Director of International Office Saxion University, Deventer, Belanda.

“Tak semua universitas bisa bekerjasama dengan kami. Namun kami melihat, di Indonesia begitu banyak perguruan tinggi yang perlu terus kami jajaki untuk bekerjasama. Banyak pelajar Indonesia berpotensi dalam sains dan kami tertarik mengedukasi mereka yang menyukai riset,” ujar Chris kepada KOMPAS.com, Rabu (20/9/2011)

Chris mengatakan, sebagai university of applied science, Saxion University bisa menjamin bahwa sumber daya manusia dan kebutuhan tenaga-tenaga riset aplikatif sangat cocok bagi negara berkembang seperti Indonesia. Khususnya melalui International Programme untuk double degree, Saxion telah menyiapkan beberapa jurusan yang bisa dikolaborasikan dengan Indonesia, seperti Art & Technology, Business Engineering, Leadership in Social Network, Urban & Regional Planning, Urban Design, dan banyak lagi.

Berdasarkan catatannya, tahun ini tercatat sebanyak 30 mahasiswa Indonesia menuntut ilmu di Saxion. Adapun beberapa perguruan tinggi yang telah berkolaborasi dengan Saxion antara lain Universitas Gadjah Mada, Universitas Dipenogoro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Bina Nusantara (Binus), Universitas Petra dan lain-lainnya.

“Tentu tidak hanya dari perguruan tinggi negeri, tetapi juga swasta. Kami sudah punya referensi dengan siapa berkolaborasi, dan kami sendiri yang akan pilih mereka (mahasiswa),” kata Chris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com