Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alumni Ciptakan Tradisi Tawuran

Kompas.com - 22/09/2011, 20:48 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi kekerasan atau tawuran yang dilakukan pelajar di Jakarta kini tengah mendapatkan sorotan. Setiap pihak menuding bahwa ada yang salah dalam proses pembinaan pelajar masa kini, sehingga tradisi tawuran pun seakan sulit diputus.

Salah satu faktor yang menyebabkan tradisi kekerasan itu selalu muncul di setiap angkatan adalah adanya penanaman rasa benci oleh senior. Demikian disampaikan Kepala Seksi Pembinaan Kemampuan Direktorat Pembinaan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Jaenur, Kamis (22/9/2011), di Polda Metro Jaya.

"Biasanya dari yang pernah saya dalami, aksi tawuran pelajar itu muncul karena terkadang ada orang ketiga. Senior dan alumni kadang-kadang ikut memperkeruh suasana dan menebar kebencian yang sifatnya negatif," ujar Jaenur.

Senior dan alumni itu dulu mungkin pernah sakit hati, dan pernah mendapatkan perlakukan kekerasan, sehingga mereka kemudian mengintimidasi yuniornya. Hal ini pun berlanjut turun temurun. Meski sudah tamat sekolah, para alumni yang tergabung dalam kelompok tertentu ini diakui terus menanamkan bibit kebencian itu.

"Kebanyakan alumni yang memprovokasi ini adalah yang suka tawuran," kata Jaenur.

Dikatakan Jaenur, para alumnus barisan sakit hati yang dulunya gemar berkelahi ini ingin mencari ketenaran dan ingin mencari nama. "Supaya dibilang jagoan," ucapnya.

Dengan membawa-bawa solidaritas kelompok inilah kemudian para alumnus mengajak para siswa tawuran. "Siapa yang menolak dibilang penciut dan banci," tutur Jaenur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com