Jakarta, Kompas -
Itu diungkapkan Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman pada penganugerahan Beasiswa Nasional L'Oréal Indonesia untuk Perempuan dalam Bidang Sains (
Menurut Arief, untuk membentuk masyarakat sejahtera, saran, pilihan, dan solusi dari peneliti harus didengar. Di sisi lain, peneliti jangan hanya meneliti tanpa bisa diaplikasikan. Penelitian juga jangan hanya demi mengejar poin penilaian karier akademik atau alasan materi.
Jika peneliti berkekuatan politik, lanjut Arief, dana riset di berbagai lembaga penelitian dan Kementerian Riset dan Teknologi tak akan sekecil sekarang. Kedudukan peneliti juga tak akan dipandang sebelah mata lagi. ”Tak ada negara kuat tanpa sumbangan besar ilmu pengetahuan dan teknologi,” ujarnya.
Beasiswa L'Oréal Indonesia 2011 diterima tiga peneliti untuk bidang ilmu hayati dan dua peneliti ilmu material. Mereka adalah perempuan muda peneliti dari berbagai lembaga penelitian di seluruh Indonesia.
Penerima beasiswa ilmu hayati adalah Caecilia Hapsari Ceriapuri Sukowati dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Upik Andriani Miskad dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, dan Yosmina Helena Tapilatu dari Balai Konservasi Biota Laut, Ambon.
Pemeroleh beasiswa untuk ilmu material adalah Bidhari Pidhatika dari Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Kementerian Perindustrian, Yogyakarta, dan Is Fatimah dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.