Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Tidak Punya Visi Riset

Kompas.com - 25/10/2011, 18:06 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Selama negara atau Pemerintah Indonesia tidak punya visi pembangunan yang berdasarkan pada riset, tidak cuma hasil-hasil riset yang bakal terpinggirkan. Kesejahteraan periset di negeri ini pun tak teperhatikan.

"Di semua sektor kebijakan dan kehidupan, kita abai soal riset. Di bidang pendidikan pun, kebijakan pendidikan tidak berdasar riset dan data. Pemerintah yang mesti mengambil langkah politik untuk mengembalikan riset pada fungsinya. Dengan demikian, keberadaan periset juga akan dianggap penting, termasuk perhatian pada kesejahteraan mereka," kata anggota Komisi X DPR, Dedi S Gumelar, di Jakarta, Selasa (25/10/2011).

Menurut Dedi yang akrab disapa Miing itu, pemerintah mesti menjaga betul dan menghargai para periset. Kalangan periset ini memiliki jiwa seni ilmiah yang berguna bagi bangsa dan negara. "Tolong jaga orientasi jiwa peneliti ini supaya mereka dapat berguna buat bangsa dan negara," ujar Dedi.

Kealpaan Indonesia pada peran penting dunia penelitian dan peneliti membuat bangsa ini jauh tertinggal dari negara-negara lain. Indonesia tak punya data kekayaan alam. Riset-riset sosial untuk mengatasi persoalan dalam kehidupan bersama masyarakat dan bangsa juga tak berkembang sehingga konflik sosial, politik, budaya, ataupun agama terus berlanjut.

"Saya tidak menyalahkan profesor seperti di masa Habibie yang dibiayai negara untuk belajar di luar negeri, tetapi tidak kembali ke Tanah Air, misalnya. Ini karena kita tidak menghargai periset dan tidak memberikan peluang bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan riset dan ilmu yang dimilikinya. Ini mungkin terjadi terus jika kita tidak juga berorientasi pada penelitian," kata Dedi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com