Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbuka, Peluang Berkarier Kuliner di Singapura

Kompas.com - 31/10/2011, 15:18 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Minat pelajar Indonesia yang mengambil pendidikan kuliner pada pendidikan formal semakin meningkat. Hal itu dikatakan General Manager Universal, Recruitment Agent for At-Sunrice in Indonesia, Suwito, saat ditemui Kompas.com, di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Senin (31/10/2011).

Ia mengatakan, jika pada tahun-tahun sebelumnya pelajar yang ingin mengambil pendidikan kuliner sering terganjal persetujuan dari orangtua, saat ini semuanya cenderung lebih terbuka. Di At-Sunrice GlobalChef Academy, pada tahun 2006 siswa yang berasal dari Indonesia hanya sekitar lima orang, tetapi pada 2010 melonjak hingga lebih dari 30 orang.

Ia menjelaskan, terbukanya pikiran masyarakat pada pendidikan kuliner di At-Sunrice GlobalChef Academy karena citra industri kuliner di Singapura yang sangat baik dan terus berkembang.

"Ada pula pengaruh dari televisi, dari film, dunia celebrity chef dan acara kuliner. Pendidikan kuliner sekarang sudah semakin hidup dan sama dengan jurusan-jurusan lain," kata Suwito.

Ia menjelaskan At-Sunrice GlobalChef Academy menggunakan kurikulum sendiri. Saat awal masuk, setiap siswanya akan ditempatkan di kampus selama tiga bulan. Dalam jangka waktu tersebut, semua siswa akan dibekali dengan berbagai keterampilan.

Setelah tiga bulan, kata dia, barulah para siswa diizinkan masuk ke dunia industri. Pada saat itu, keterampilan para siswa akan digodok dengan resep-resep kuliner timur maupun barat. Setiap pekannya, para siswa telah dipatok dua hari untuk mengikuti materi di kampus dan empat hari sisanya di tempat kerja (industri).

"Patokan itu dilakukan terus menerus masing-masing selama enam bulan, untuk resep timur dan barat semuanya dipelajari untuk menjawab tantangan industri. Bahkan ada yang sampai diajak memikirkan mengenai konsep restorannya," jelasnya.

Peluang kerja

Menurut Suwito, peluang kerja di bidang kuliner cukup terbuka. Ia mengambil contoh, di Singapura saat ini terdapat dua kasino dan di setiap kasinonya terdapat dua integrated resources, yang masing-masing memiliki 10 hingga 20 restoran. Setiap restoran sedikitnya membutuhkan 100 koki.

"Jadi satu integrated resources itu minimal butuh dua ribu koki. Jika dua integrated resources berarti mencapai tiga ribu sampai empat ribu koki. Itu belum termasuk restoran kecil yang dibuka oleh celebrity chef," terangnya.

Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan ribuan koki, Singapura selalu melirik siswa At-Sunrice GlobalChef Academy dari Indonesia. Karena menurutnya, warga negara Indonesia unggul dalam karakter, dikenal toleran dan sopan.

"Jarang ada anak At-Sunrice GlobalChef Academy yang kembali ke Indonesia untuk bekerja, kecuali terpaksa karena alasan keluarga atau ingin membuka usaha restoran di Indonesia," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com