Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arga: Menjadi Pengajar adalah Panggilan Hati

Kompas.com - 03/11/2011, 11:27 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Arga Adi Yuwono terpilih menjadi satu dari 47 pengajar muda dalam program Indonesia Mengajar. Para pengajar muda ini mulai diberangkatkan Kamis (3/11/2011) ke berbagai daerah di Indonesia. Bagi Arga, kesempatan menjadi pengajar merupakan panggilan hati. Ketika panggilan itu datang, Arga pun tak menyia-nyiakannya.

"Mengenai pendidikan, idealisme saya selalu berbicara tentang panggilan hati. Indonesia Mengajar merupakan kesempatan sekali seumur hidup," kata Arga saat ditemui Kompas.com, Rabu (2/11/2011) malam di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Ia mengungkapkan, setiap pengajar muda yang tergabung dalam Indonesia Mengajar merupakan perwakilan ratusan orang di belakangnya. Sebab, hanya puluhan orang yang terpilih dari lebih 5.000 calon yang mendaftarkan diri dan mengikuti seleksi.

Walau sempat merasa down saat mengikuti pelatihan di Bogor selama dua bulan, ia kemudian sadar bahwa kesempatan yang dimilikinya akan mewakili semangat teman-teman lainnya. Hal ini menjadi asupan motivasi bagi Arga dan menguatkan hatinya untuk ditempatkan di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung.

"Dalam pelatihan, kita seperti diberi air dengan deras. Memang, selama mengajar di pedalaman kita akan tertinggal oleh orang lain, setidaknya untuk waktu satu tahun. Tapi kami ibarat busur yang ditarik ke belakang, kemudian meluncur deras ke depan," katanya.

Arga berharap, ada sebuah kebijakan yang mengatur kesempatan untuk menjadi guru atau tenaga pendidik kepada semua orang. Meski kesempatan mengajar hanya akan dicecapnya selama satu tahun, ia meyakini akan memberikan manfaat dan pembelajaran tersendiri, serta menyebarkan hal-hal positif demi perubahan ke arah yang lebih baik.

Selain itu, menurutnya, kegiatan-kegiatan seperti ini juga bisa dijadikan sebuah solusi untuk menangani semua permasalahan yang terjadi di Tanah Air.

"Penyebaran tindakan untuk menciptakan perubahan. Seperti kata Rasul, sebaik-baiknya manusia adalah yang memberikan manfaat untuk sesama. Kebahagiaan itu bukan ketika diberi, tetapi ketika kita memberi," ujar alumni Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com