Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mekanisme Baru Perbaikan Sekolah

Kompas.com - 28/11/2011, 08:57 WIB

SERANG, KOMPAS.com - Rehabilitasi sekolah dan pembangunan ruang kelas baru mulai tahun 2012 tidak lagi melalui proses tender, tetapi menggunakan mekanisme swakelola. Melalui mekanisme ini, dana dikucurkan ke sekolah karena sekolah yang lebih tahu kebutuhannya.

”Proyek uji coba swakelola harus selesai Desember 2011 ini,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh seusai meninjau perkembangan rehabilitasi dan pembangunan SMPN 3 Kragilan, SDN Kendayakan Kragilan, dan SDN Bayongbong Pontang di Kabupaten Serang, Banten, Minggu (27/11).

Peninjauan dilanjutkan ke SDN Gunung Sindur dan SMPN 1 Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Menurut Mendikbud, mekanisme swakelola lebih baik karena bisa menghemat anggaran sebanyak 25-30 persen. ”Kalau melalui proses tender terkena pajak 11-12 persen dan keuntungan bisnis kontraktor 15 persen. Belum lagi kalau ada yang nakal-nakal saat proses tender. Bisa jadi dananya hanya tersisa 50 persen,” kata Nuh.

Nuh yakin sekolah bersama komite sekolah akan bisa mengelola anggaran rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas baru. Selain nilai riil yang digunakan akan lebih efektif dibandingkan dengan tender, sekolah juga bisa menggunakan dana itu untuk membangun fasilitas lain, seperti ruang guru dan sanitasi.

Seperti yang dilakukan di SDN Kendayakan Kragilan yang mendapat dana Rp 196 juta untuk tiga ruang kelas, satu ruang guru, dan satu kamar mandi.

Dengan mekanisme swakelola, Nuh menekankan pentingnya pengawasan dan pendampingan pada sekolah. Tim pendamping dan pengawas berasal dari pemerintah pusat, kabupaten/kota, TNI, perguruan tinggi, dan anggota masyarakat lain.

”Yang jelas, dengan mekanisme ini, penyimpangan akan bisa dicegah. Jangan mengambil untung dari pekerjaan di sekolah,” ujarnya.

Sekolah lebih tahu

Keuntungan lain dari mekanisme swakelola ini adalah menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dengan mekanisme swakelola, kata Nuh, sekolah bisa menerapkan manajemen berbasis sekolah secara total. ”Sekolah lebih tahu ruang kelas yang harus diperbaiki dan kualitas perbaikannya,” ujarnya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com