Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wah, 200 Beasiswa Dosen "Terbuang" Sia-sia!

Kompas.com - 09/12/2011, 08:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap tahunnya, sekitar 200 beasiswa bagi dosen tetap perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) "terbuang" sia-sia. Apa sebabnya?

Direktur Kependidikan dan Tenaga Pendidikan Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Supriadi Rustad mengungkapkan, setiap tahunnya tersedia alokasi 1000 beasiswa untuk dosen. Namun, hanya sekitar 800 kandidat yang berhasil lolos. Selebihnya, tidak memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan.

"Iya, ada 200 beasiswa untuk dosen tidak ada kandidatnya. Padahal, setiap tahun 1000 orang dosen bisa dikirim ke luar negeri untuk beasiswa studi. Sekarang bukan lagi kandidat mencari beasiswa, tetapi beasiswa mencari kandidat," kata Supriadi, seusai pembukaan penguatan kemitraan universitas AS dan Indonesia, di Jakarta, Kamis (8/12/2011).

Alokasi 200 beasiswa yang tidak terserap ini, akhirnya dikembalikan ke negara.

Kemampuan bahasa Inggris

Persoalan besar yang menjadi hambatan para dosen, menurut Supriadi, karena kemampuan bahasa Inggris yang tidak memenuhi persyaratan. Padahal, sudah diberikan keleluasaan mengenai bidang studi yang dapat dipilih.

"Tidak ada pembatasan bidang studi dan tidak ada bidang yang diprioritaskan. Tetapi, memang terhambat mengenai skor IELTS atau TOEFL-nya," ujarnya.

Rata-rata, lanjut Supriadi, kemampuan bahasa Inggris para dosen yang mendaftarkan diri, memiliki IELTS kurang dari 6. Biasanya, persyaratan untuk studi di luar negeri antara 6,5-7. Untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris para dosen tersebut, Kemdikbud akan mengadakan pelatihan bahasa Inggris.

"Padahal, urusan peningkatan kemampuan itu kan seharusnya urusan personal dosennya, tetapi kami adakan pelatihan untuk membantu," kata dia.

Tahun 2012 mendatang, pelatihan bahasa Inggris bagi 500 dosen akan digelar disejumlah universitas, diantaranya, Universitas Negeri Makassar, Universitas Indonesia (Jakarta), Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Brawijaya Malang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com