Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prestasi Non-akademik Kurang Dihargai

Kompas.com - 04/01/2012, 11:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekolah belum punya tradisi mengakui, menghargai, dan mengembangkan bakat non-akademik siswa. Bahkan, sekolah kerap tak mendukung prestasi itu, seperti bidang kesenian dan olahraga. Oleh karena itu, sekolah didesak mengubah pola pikir, terutama sekolah negeri yang dinilai kurang memiliki model kepemimpinan yang baik.

”Sekolah negeri terlalu kaku memahami aturan. Sifatnya seperti manager yang hanya bisa patuh aturan sehingga tak ada terobosan baru dan keberanian mengambil risiko,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Suyanto seusai menemui siswa berprestasi bidang catur di Jakarta, Selasa (3/1).

Menurut Suyanto, bakat siswa dalam bidang non-akademik juga penting. Bahkan, masih banyak ditemui kasus siswa berprestasi non-akademik yang sulit memperoleh izin dari sekolah ketika akan mengikuti ajang-ajang nasional dan internasional.

”Banyak guru dan kepala sekolah yang tidak ramah untuk urusan izin. Perlu pendekatan khusus. Pembinanya harus pintar meyakinkan sekolah,” katanya.

Ketua Komisi Catur Sekolah Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Hendry Jamal, yang menjadi pembina siswa berprestasi bidang catur, berharap pemerintah memberi perhatian sama dengan siswa berprestasi bidang akademik. Banyak siswa mengeluh kerap disuruh memilih sekolah atau catur oleh pihak sekolah.

”Ada juga kasus siswa yang tidak diberi rapor oleh sekolahnya karena tidak punya nilai. Siswa itu harus sering izin karena ikut turnamen catur di dalam dan luar negeri. Sekolah sering susah beri izin, padahal sudah dilampiri surat dari pemerintah daerah,” kata Hendry.

Grand Master

Dari ajang Singapore 8th International Chess Championship, 26-31 Desember 2011, tim Indonesia meraih dua emas, tiga perak, dan satu perunggu. Medali emas diraih Medina Warda Aulia (15), pelajar SMPN 1 Bekasi, yang juga mendapat gelar Women International Master dan Norma Grand Master. Andrean Susilodinata (22), mahasiswa Nanyang Singapore program S-2, juga mendapat emas di kelompok Open Senior Putra. (LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com