Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Honorer: Sebenarnya, Kami Malu...

Kompas.com - 09/01/2012, 15:30 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Ratusan guru honor di Pekanbaru, Riau, mengaku terpaksa menggelar aksi demonstrasi untuk memperjuangkan nasib mereka. Meski pun, aksi ini mereka lakukan dengan menahan rasa malu.

"Kami sebagai guru sebenarnya malu menggelar demonstrasi. Tetapi, ini terpaksa kami lakukan untuk memperjuangkan nasib," kata Ketua Forum Komunikasi Guru Tidak Tetap (FKGTT) Pekanbaru, Sahran Ritonga, disela aksi unjukrasa, di depan Kantor Walikota Pekanbaru, Senin (9/1/2012).

Dalam aksinya, ratusan guru honor menyuarakan tuntutan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru agar memperhatikan nasib mereka. Sebab, terhitung sejak 31 Desember 2011, kontrak kerja sedikitnya 500 guru honor di Pekanbaru habis dan hingga kini belum diperbarui.

Aksi ratusan guru honor tersebut berjalan tertib dengan pengawalan petugas polisi dan Satpol PP. Berkali-kali para guru meminta maaf kepada pengguna jalan yang merasa terganggu karena demonstrasi tersebut. Bahkan, mereka juga merasa bersalah dan meminta maaf karena meninggalkan anak didik mereka di sekolah.

"Kami meminta maaf kepada murid dan orangtua murid karena terpaksa tidak mengajar hari ini, tapi kami punya alasan kuat karena ini menyangkut nasib dan masa depan kami," kata Sahran.

Seorang guru honor SDN 056, Surya Dharma mengatakan, mereka terpaksa berunjuk rasa karena perhatian pemerintah daerah sangat minim. Ia mengaku, sudah menjadi guru honor sejak tahun 1998, dan telah lulus sarjana Strata-1. Akan tetapi, hingga kini belum juga diangkat sebagai pegawai negeri sipil.

Ironisnya, kata dia, hingga kini honor yang diterimanya hanya sebesar Rp 750 ribu per bulan dan belum kunjung diperpanjang sejak habis masa kontrak pada 31 Desember 2011.

"Perlakuan pemerintah terhadap guru honor sangat mengerikan. Apalagi sekarang ada wacana perekrutan guru honor akan melibatkan outsourcing atau lewat pihak ketiga," katanya.

Ratusan guru ini juga menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar" dan "Hymne Guru" dalam menyuarakan aspirasinya. Aksi dan lantunan lagu yang dinyanyikan para guru ini akhirnya menggugah petugas polisi yang mengawal aksi akhirnya memerintahkan untuk membuka pintu gerbang kantor Wali Kota Pekanbaru yang sebelumnya digembok karena aksi tersebut.

Perwakilan guru honor pun diterima oleh Kepala Badan Kepegawaian (BKD) Kota Pekanbaru, Hermanius. Pertemuan tersebut berlangsung tertutup di lantai tiga kantor Walikota Pekanbaru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com