Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Rektor Unas: Banyak Buah Terancam Langka!

Kompas.com - 09/01/2012, 18:16 WIB
M.Latief

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketekunan para peneliti Thailand, terutama peneliti di Maejo University, patut diacungi jempol dan ditiru. Pasalnya, untuk menghasilkan buah lengkeng berkualitas tinggi, mereka menghabiskan waktu belasan tahun untuk meneliti dan mengembangkannya.

Demikian diungkapkan Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Nasional (UNAS), Prof Ernawati Sinaga, di Jakarta, Senin (9/1/2012), dalam siaran pers tentang presentasinya bertema "Biodiversity of Edible Wild Fruits in Kalimantan Indonesia" pada International Symposium on Tropical and Subtropical Fruits di Imperial Mae Ping Hotel, Chiang Mai, Thailand, akhir Desember 2011 lalu. Ia mengatakan, kekaguman itu seharusnya juga menjadi cambuk bagi Indonesia karena hutan-hutannya kaya akan tanaman buah-buahan. 

Ernawati menuturkan, sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia pada simposium internasional bertema "Royal Flora Ratchaphruek 2011" yang digelar oleh Kerajaan Thailand bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-84 raja tersebut, presentasinya tentang ratusan buah asal hutan-hutan Kalimantan menarik perhatian negara-negara peserta. Di hadapan para peserta simposium itu, ia menjelaskan bahwa ada ratusan spesies buah di hutan Kalimantan dengan rasa yang enak dan tampilan sangat menarik. Sayangnya, buah-buahan tersebut belum dikelola dan ditanam oleh masyarakat, sehingga terancam hanya menjadi buah-buahan langka.

"Saya menampilkan kurang lebih 120 buah hasil penelitian dengan teman-teman di hutan Kalimantan. Jika bisa dikelola dan dikebunkan dengan baik, tentu ini akan memberikan keuntungan bagi Indonesia. Kekayaan seperti inilah yang perlu disosialisasikan," jelas Ernawati.

Ia mengaku tak menyangka, presentasi yang memperlihatkan keanekaragaman buah asal Kalimantan itu langsung mendapat pujian dari Chairman of International Symposium on Tropical and Subtropical Fruits.

"Sepertinya, keindahan dan keanekaragaman buah-buahan yang saya tampilkan itu yang membuat mereka terpesona. Alhamdulilah dapat pujian, berarti saya tidak membuat malu Indonesia. Tugas kita sekarang adalah melangkah lebih awal untuk meneliti dan mengelola buah-buahan tersebut. Khawatirnya, jika kita tidak manfaatkan terlebih dahulu, lama-lama di tempat kita pun punah," imbuh Ernawati yang diundang langsung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Thailand untuk mempresentasikan buah-buahan di daerah tropis dan sub-tropis pada simposium ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com