JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembangan energi terbarukan kini banyak dilakukan berbagai pihak. Hal ini dilakukan menyusul kenaikan harga minyak dunia yang menimbulkan kekhawatiran di masyarakat akan melambungnya harga bahan bakar minyak (BBM), terutama premium. Padahal bahan bakar merupakan kebutuhan yang sangat penting, karena dapat mempengaruhi harga bahan pokok lainnya. Pemerintah pun mulai membatasi penggunaan BBM khususnya premium dengan melakukan sosialisasi penggunaan Pertamax bagi masyarakat mampu. Sayangnya, hal tersebut tidak membuat masyarakat beralih mengunakan bahan bakar premium. Alhasil, subsidi BBM masih terus membengkak.
Pengembangan energi terbarukan pun terus dilakukan, di antaranya, melalui Biomasa, Biogas, Solarcell dan Hydrocell. Tak terkecuali oleh kalangan perguruan tinggi, melalui karya yang diciptakan oleh para mahasiswanya.
Mahasiswa program Diploma 3 Otomotif, Fakultas Teknik dan Sains Universitas Nasional berhasil mengembangkan penggunaan energi terbarukan dengan memanfaatkan energi air. Mereka menyebutnya Eco Power Booster. Bagaimana karya mereka?
“Solusi penghematan bahan bakar untuk kendaraan bermotor dilakukan dengan memanfaatkan air untuk membangkitkan energi listrik dengan HHO menggunakan dry cell. Penghemat bahan bakar atau HHO Generator ini kami sebut Eco Power Booster. Eco artinya ekonomis dan efisien. Sedangkan Power Booster artinya dapat memacu kecepatan kendaraan,’’ ungkap Dekan FTS UNAS, Ir. Ajat Sudrajat, MT, di Jakarta.
Eco Power Booster mampu mengurangi konsumsi bahan bakar, sehingga membuat jarak tempuh per liter BBM semakin besar, dengan penghematan antara 20-70 persen.
“Misalnya, biasanya untuk satu liter bensin bisa mencapai 10 kilometer. Dengan alat ini kendaraan bisa menempuh hingga 20 kilometer,” jelas Kepala Laboratorium FTS UNAS, Eddy Arifin.
Selain itu, Eco Power Booster juga dapat meminimalkan emisi gas buang (gas CO dan CO2) yang berbahaya bagi lingkungan hingga 50 persen. Hal ini menjadikannya ramah lingkungan. Performa kendaraan bermotor juga meningkat dan mampu menurunkan suhu kerja mesin dan menurunkan panas yang terpapar ke udara.
Penelitian kolaborasi mahasiswa-dosen
Penghemat bahan bakar dengan HHO ini menggunakan sistem dry cell yang dikembangkan melalui penelitian gabungan antara dosen dan mahasiswa selama dua tahun. Dengan adanya solusi tersebut, diharapkan dapat mengurangi pemakaian bahan bakar minyak pada kendaraan roda dua dan empat. Penghemat bahan bakar hydrogen dengan sistem dry cell ini diharapkan dapat menjadi solusi energi di masa depan.
Eddy menambahkan, dalam temuan ini memang tidak sepenuhnya bahan bakar yang digunakan berasal dari air. Namun, penggunaan air dalam Eco Power Booster, membantu mengurangi penggunaan BBM. Prinsip untuk mengembangkan air sebagai energi adalah dengan mengubahnya menjadi senyawa-senyawa penyusunnya yaitu hidrogen (H) dan oksigen (O). Elektrolisis air menjadi prinsip dasar untuk mengubah air menjadi senyawa-senyawa penyusunnya. Gas H2 hasil elektrolisis tersebut digunakan sebagai energi bahan bakar yang memiliki tingkat pembakaran lebih tinggi, dibandingkan dengan energi lainnya. Teknologi Eco Power Booster lebih unggul dari teknologi sejenis lainnya karena tidak panas meski dinyalakan selama 24 jam.
Meski belum diproduksi secara massal, Eco Power Booster sudah cukup dikenal di kalangan sivitas akademika Unas dan lingkungan sekitarnya. Hingga kini sudah ada sekitar 40 kendaraan roda empat dan 20 kendaraan roda dua yang menggunakan teknologi ini.
“Kami belum produksi massal, masih untuk internal saja. Tapi, mereka yang sudah menggunakan mengaku puas, karena selain irit BBM, tarikan mesin jadi lebih enteng. Dari situlah biasanya mereka menceritakan ke teman-temannya,’’ papar Eddy.
Terkait hak paten teknologi Eco Power Booster, Ajat mengatakan, saat ini tengah dalam proses. Hak paten ini diharapkan bisa selesai dalam waktu segera. Ajat juga mengungkapkan, pihaknya akan terus menyempurnakan produk agar kualitasnya terjamin sembari mengembangkan teknologi untuk kepentingan lain di bidang rumah tangga dan juga perbengkelan. Teknologi ini diharapkan dapat menjadi kontribusi yang berharga tidak hanya dalam menjawab krisis BBM, namun juga menjadi solusi energi tak terbarukan di masa depan.
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto pun sempat menyatakan kekagumannya atas hasil karya mahasiswa program Diploma 3 Otomotif FTS UNAS yang dipamerkan di Pameran Pekan Produk Kreatif Daerah, pada 23 Juni 2011 lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.