Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Indonesia Diingatkan Belajar Menulis

Kompas.com - 19/01/2012, 15:34 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lesunya iklim penelitian di Indonesia tidak hanya dipicu oleh kurangnya dukungan dana dari pemerintah. Faktor lain yang turut melesukan dunia penelitian di Indonesia karena banyak peneliti yang lemah dalam kemampuan menulis, khususnya menulis dalam bahasa Inggris. 

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Eky S Soeria Soemantri mengatakan, hal itu dapat dilihat dari sepinya hasil penelitian para peneliti Indonesia yang dipublikasikan dalam jurnal penelitian internasional.

"Itu makanya para peneliti harus diberikan pelatihan agar memiliki kemahiran dalam menulis," kata Eky kepada Kompas.com, Kamis (19/1/2012), di Hotel Mulia, Jakarta.

Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia ini mengungkapkan, kemahiran menulis mutlak harus dimiliki para peneliti. Kemampuan menulis, menurutnya, akan berguna saat seleksi proposal permohonan bantuan dana dari pemerintah.

"Agar bisa lolos seleksi. Selain itu, agar penelitian tidak sekadar penelitian, tetapi bisa dipublikasikan, dan kemudian bisa diterapkan, atau pun jika akan dilakukan penelitian lanjutan," ujarnya.

Ia menambahkan, hasil penelitian Indonesia sebenarnya lebih banyak dari negara lain, seperti Malaysia dan Singapura. Akan tetapi, kendala bahasa menyebabkan peringkat Indonesia dalam hal penelitian masih berada di bawah kedua negara itu. Padahal, kata dia, banyaknya hasil penelitian yang masuk dalam jurnal internasional akan mendongkrak peringkat universitas Indonesia di kancah internasional.

"Kalau penelitian tidak dipublikasi buat apa meneliti? Publikasi itu menentukan peringkat universitas di dunia. Makin banyak penelitian maka makin bagus rankingnya," ujar Eky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com