Guru Besar UI Nyatakan Keprihatinan

JAKARTA, KOMPAS.com  —  Guru besar perempuan Universitas Indonesia yang tergabung dalam Perempuan Lintas Fakultas untuk Reformasi UI (Pelita UI), menyampaikan keprihatinan atas laporan audit BPK terhadap UI. Pelita UI meminta agar laporan audit BPK segera ditindaklanjuti secara serius, dan dilanjutkan hingga tuntas. 

Guru besar perempuan UI memandang masalah otonomi serta tata kelola (good governance) dan pengawasan (check and balances) merupakan soal penting di perguruan tinggi.

"Kami sangat berharap Majelis Wali Amanat menjalankan tugas pengawasan tersebut kepada Rektor dengan sebaik-baiknya," kata Prof Dr Sulistyowati Irianto dalam siaran persnya, Sabtu (21/1/2012), di Jakarta.

Para guru besar ini menggarisbawahi bahwa perguruan tinggi sebagai kekuatan moral, harus memperjuangkan nilai kebenaran, kejujuran, dan keadilan. Karena itu, perguruan tinggi harus terbebas dari berbagai kekuatan politik, uang, dan pengaruh apa pun.

"Kami sebagai guru besar, pendidik, dan ibu, menyatakan bahwa korupsi merupakan ancaman bagi pendidikan bangsa. Kami tidak akan menoleransi praktik korupsi di dunia pendidikan," kata Sulistyowati.  

Sebanyak 20 guru besar yang tergabung dalam Pelita UI. Mereka adalah Mayling Oey, Rosari Saleh, Saparinah Sadli, Harkristuti Harkrisnowo, Pratiwi Sudarmono, Sulistyowati Irianto, Riris Sarumpaet, Anna Erliyana Chandra, Rahayu Hidayat, Inne Ruky, Titik Pujiastuti, Frieda Mangunsong, Jenny Njaju Malik, Susie Bhirawan, Melanie Budianta, Yunita Winarto, Fawzia Aswin Hadis, Sri Moertiningsih, Dewi Nurul M, dan Suprapti Sumarmo Markam.