Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PTN: Tak Mudah Cari Mahasiswa Miskin Berprestasi

Kompas.com - 27/01/2012, 10:46 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) mengaku menemukan kendala ketika memilih mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi. Padahal, pemerintah telah menentukan bahwa seluruh PTN harus menyisihkan kuota 20 persen kursi untuk mahasiswa dengan kategori miskin.

Bidik misi adalah program beasiswa yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) untuk para mahasiswa miskin yang memiliki prestasi akademik cemerlang. Wakil Rektor I Universitas Haluoleo (Unhalu) La Sara mengungkapkan, pihaknya cukup kesulitan mencari mahasiswa yang memenuhi dua kriteria yaitu miskin dan berprestasi.

Sejauh ini, kata dia, untuk menghindari salah sasaran, pihaknya selalu melakukan kroscek terhadap calon mahasiswa penerima beasiswa. Berbekal rekomendasi yang diberikan oleh kepala sekolah dan kepala desa, cek ulang dilakukan untuk membuktikan keabsahan data yang bersangkutan.

"Kita enggak tahu data itu direkayasa atau tidak, makanya kita lakukan check point di lapangan. Membuktikan itu tidak mudah. Semua mengaku miskin, tapi bagaimana mendapatkan anak sesuai dengan dua kategori tadi," kata La Sara, Kamis (26/1/2012) malam, di Jakarta.

Untuk melakukan pengecekan ke lapangan pun, kata dia, bukan tanpa kendala. Lokasi yang dituju seringkali terbentur dengan aksesabilitas. Perlu biaya dan waktu ekstra untuk mencapai lokasi yang sulit dijangkau.

La Sara mengakui, sulitnya memilih mahasiswa yang sesuai dengan kategori itu membuat Unhalu lebih fleksibel dalam penyaringannya. Mahasiswa miskin yang tidak tercover oleh Bidik Misi tetap memiliki peluang memperoleh keringanan biaya. Meski yang bersangkutan telah mengikuti perkuliahan selama beberapa semester.

"Di Unhalu, ketika sudah masuk masa kuliah mahasiswa miskin kami berikan beasiswa, minimal kami bebaskan biaya SPP-nya. Dengan catatan memiliki suatu prestasi atau nilai akademiknya terus meningkat," ujarnya.

Wakil Rektor I Universitas Sumatera Utara (USU), Dzulkifli Nasution mengungkapkan hal yang sama. Menurutnya, mencari mahasiswa miskin berprestasi tak semudah yang dibayangkan. Banyak yang mengaku miskin, tapi sulit mencari yang berprestasi.

Akan tetapi, seringkali prosesnya dipermudah sesuai dengan filosofi beasiswa tersebut, sebagai akses mahasiswa miskin untuk melanjutkan pendidikan.

"Pendaftaran Bidik misi bisa dilakukan sebelum atau sesudah SNMPTN. Batas miskinnya, secara logika dia tidak sanggup melanjutkan kuliah," kata Dzulkifli.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com