SEMARANG, KOMPAS.com - Universitas Negeri Semarang (Unnes) menyepakati rencana penghapusan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) tulis pada 2013. Dengan dihapuskannya jalur tulis, maka penerimaan mahasiswa baru di PTN hanya melalui jalur undangan.
"Kami bukan hanya setuju, namun sangat setuju (SNMPTN tulis dihapus). Menurut kami, tidak ada masalah jika SNMPTN jalur tulis akan dihapus," kata Rektor Unnes Prof Sudijono Sastroatmodjo di Semarang, Senin (12/3/2012).
Menurut dia, selama ini Unnes telah memberi porsi sangat besar untuk calon mahasiswa melalui SNMPTN undangan dibandingkan jalur tulis. Hal itu dilakukan sebagai upaya menghargai hasil jerih payah guru dan sekolah mendidik para siswanya.
Sudijono menjelaskan, tahun ini Unnes memberikan porsi mahasiswa melalui SNMPTN, baik undangan mau pun tulis sebesar 80 persen dari total daya tampung. Padahal, kewajiban minimal hanya sebesar 60 persen.
Dari 80 persen daya tampung melalui SNMPTN itu, paparnya, sebesar 64 persen berasal dari SNMPTN undangan dan hanya 16 persen yang diterima melalui SNMPTN jalur tulis.
"Sisanya yakni 20 persen diambilkan dari jalur mandiri yang disebut Seleksi Penerimaan Masuk Unnes (SPMU)," katanya.
Sudijono berpendapat, seleksi SNMPTN yang hanya dibuka melalui jalur undangan sudah cukup untuk menilai prestasi akademik siswa selama beberapa semester akhir. Menurutnya, tak perlu ada tes lanjutan.
"Selain untuk memudahkan siswa masuk ke perguruan tinggi, semua proses dalam SNMPTN undangan sudah bagus. Dasar prestasi siswa ya teman-teman guru sebenarnya paling tahu siswanya yang berprestasi. Itu cukup," katanya.
"Kami selama ini sudah memberi porsi besar untuk calon mahasiswa lewat SNMPTN, terutama undangan. Karena itu, jika tahun depan tidak ada lagi SNMPTN tulis sebenarnya tidak ada pengaruhnya bagi kami," lanjut Sudijono.
Sementara itu, Universitas Diponegoro Semarang juga mengatakan akan mengikuti instruksi yang dikeluarkan pemerintah pusat mengenai SNMPTN pada tahun depan, jika memang SNMPTN tulis memang akan dihapuskan.
Rektor Undip Prof Sudharto P. Hadi mengakui, SNMPTN undangan merupakan pengakuan dan apresiasi kalangan perguruan tinggi terhadap hasil jerih payah guru dan sekolah mendidik siswa yang harus dibalas dengan kejujuran.
"Dalam artian, rekomendasi yang diberikan terhadap siswa yang ikut SNMPTN undangan harus valid dan benar. Kami akui, selama ini kami masih memberi porsi lebih besar melalui SNMPTN tulis dibanding undangan," ujar Sudharto.