Lamongan, Kompas -
Hal itu dikatakan Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriaman saat panen raya padi di Desa Tlanak, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Selasa (13/3). Rusman juga menyatakan, kearifan lokal terkait keanekaragaman sumber pangan jadi modal ketahanan pangan. Makanan lokal, seperti nasi jagung dan tiwul, bisa menjadi solusi ketahanan pangan nasional melalui diversifikasi pangan.
Ia meminta masyarakat dan kepala daerah jangan meremehkan makanan seperti tiwul atau nasi jagung yang mengandung karbohidrat tinggi. Pemanfaatan kearifan lokal seperti ini harus bisa mengurangi tingkat konsumsi beras di masyarakat. ”Percuma kalau produksi pertanian, khususnya beras, tinggi, tapi habis juga dikonsumsi,” ujarnya.
Menurut dia, Lamongan yang memiliki potensi perikanan tinggi juga bisa dimanfaatkan untuk program diversifikasi pangan. Caranya dengan membiasakan masyarakat mengganti konsumsi makanan berkarbohidrat dengan makanan yang mengandung protein tinggi seperti ikan.
Rusman mengungkapkan, selama ini kegembiraan petani saat panen sering berakhir dengan kekecewaan karena harga jual rendah. Dia meminta Perum Bulog membeli dan menyerap gabah petani sebanyak-banyaknya saat harga jual rendah.
Kepala Perum Bulog Divisi Regional Jawa Timur Rito Angky Pratomo menyebutkan, saat ini Bulog di Jawa Timur bisa menyerap gabah 6.600 ton per hari dari petani. Pembelian gabah melibatkan gabungan kelompok tani yang dinilai paham kondisi gabah di tingkat petani. ”Bulog tetap membeli gabah petani dengan kualitas apa pun karena masih ada patokan pembelian dalam tabel rafaksi harga sesuai dengan kualitas gabah petani,” katanya.
Bupati Lamongan Fadeli menyebutkan, luas tanaman padi di daerah itu ditargetkan mencapai 143.689 hektar dengan produksi 899.871 ton gabah kering giling dan rata-rata produksi 6,5 ton per hektar.