Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nuh: Mahasiswa Harus Kedepankan Intelektualitas

Kompas.com - 15/03/2012, 13:50 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengimbau seluruh mahasiswa agar menggunakan cara-cara akademis untuk mengkritisi suatu kebijakan. Jika ada kebijakan yang dinilai tidak memihak kepada rakyat, menurutnya, mahasiswa harus merasa tertantang untuk menanggapinya dengan mengedepankan intelektualitas dan membuka ruang-ruang diskusi. 

Ia mengingatkan, mahasiswa seharusnya dapat memberikan kontribusi dengan mengawal seluruh kebijakan melalui daya nalar akademisi.

"Menolak kenaikan BBM atau apa pun itu tidak harus disertai dengan kegiatan yang mengganggu ketertiban umum. Justru itulah saat intelektualistas mahasiswa ditantang. Harusnya mereka menggunakan the power of reason," kata Nuh, saat ditemui Kompas.com, di Gedung Kemdikbud, Jakarta, Kamis (15/3/2012).

Aksi unjuk rasa untuk mengkritisi kebijakan pemerintah. lanjutnya, tidak harus disertai dengan kegiatan yang mengganggu ketertiban umum. Apalagi menjurus pada tindakan kekerasan. 

Seperti diberitakan, beberapa hari ini gelombang unjuk rasa oleh kalangan mahasiswa yang menyatakan penolakan terhadap rencana kenaikan harga BBM terus meningkat. Tak hanya di Jakarta, mahasiswa di sejumlah daerah juga melakukan aksi serupa. Di sejumlah aksi, unjuk rasa diwarnai kericuhan dan bentrok dengan aparat kepolisian.

Bahkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jawa Barat, di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (14/3/2012) kemarin, berujung ditetapkannya enam mahasiswa sebagai tersangka. Penyidik Polda Metro Jaya menetapkan tersangka terhadap enam orang yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jawa Barat terkait perusakan bingkai foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang ada di Gedung Nusantara III DPR/MPR, Senayan, Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com