Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBNU: Kami Menentang Ujian Nasional

Kompas.com - 21/03/2012, 13:57 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelenggaraan Ujian Nasional terus menuai pertentangan. Kali ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Pendidikan (LP) Ma'Arif Pusat dengan tegas menolak Ujian Nasional (UN). Terlebih jika UN dijadikan prasyarat kelulusan di jenjang pendidikan dasar sampai menengah.

Wakil Ketua LP Ma'Arif Pusat, Masduki Baidhowi menjelaskan, pihaknya memiliki dua latar belakang mengapa dengan tegas menolak UN. Alasan itu antara lain karena  hasil akhir (output) UN yang jauh dari harapan. Selain itu pelaksanaan UN juga ditudingnya sebagai pemborosan anggaran pendidikan.

"Menurut kami UN itu tidak diperlukan, dan itu ada alasannya," kata Maduki di sela-sela diskusi pendidikan bertajuk "Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Inovasi Teknologi Pendidikan, di gedung PBNU, Jakarta, Rabu (21/3/2012).

Dijelaskannya, merujuk pada survei UNESCO tahun 2011, hanya 6 persen output pendidikan nasional yang mampu bersaing secara global. Itu pun didominasi oleh peserta didik yang berasal dari golongan ekonomi kuat.

Selanjutnya, tak lebih dari 24 persen peserta didik yang tercatat memiliki output sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP).

"Sisanya, 70 persen peserta didik memiliki output pendidikan di bawah Standar Pelayanan Minimal (SPM). UN terbukti tak dapat menyentuh target minimal, bagi kami itu celaka," ujarnya.

Alasan lainnya, kata Masduki, adalah mengenai biaya penyelenggaraan UN. Dengan nominal sekitar Rp 600 miliar untuk satu kali pelaksanaan, ia menilai itu sebagai pemborosan anggaran yang sebaiknya dapat dialokasikan untuk menutupi beban operasional pendidikan lainnya.

Belum lagi, tambahnya, UN juga mendorong sekolah bertransformasi sebagai lembaga kursus. Karena hanya menitik fokuskan pendalaman materi pada mata pelajaran yang di ujikan dalam UN.

"Menghabiskan dana tapi tidak meningkatkan mutu. Itu mengerikan, karena rakyat tidak mendapatkan apa-apa," pungkasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Terkini Lainnya

    Pakar: AI dan Coding Jangan Hanya Diajarkan di Sekolah Tertentu

    Pakar: AI dan Coding Jangan Hanya Diajarkan di Sekolah Tertentu

    Edu
    UNESCO Siapkan Beasiswa Pertukaran Pelajar bagi Siswa SD-SMA Indonesia

    UNESCO Siapkan Beasiswa Pertukaran Pelajar bagi Siswa SD-SMA Indonesia

    Edu
    PSW UGM Bagikan Tips bagi Orangtua Beri Pendidikan Seksual ke Anak

    PSW UGM Bagikan Tips bagi Orangtua Beri Pendidikan Seksual ke Anak

    Edu
    Mendikdasmen: Tantangan Bangun SDM Berkualitas Harus Jadi Fokus Bersama

    Mendikdasmen: Tantangan Bangun SDM Berkualitas Harus Jadi Fokus Bersama

    Edu
    Perpusnas Berbagi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di 'CDNLAO 2024'

    Perpusnas Berbagi Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial di "CDNLAO 2024"

    Edu
    Prodi dan Syarat Daftar STMKG, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS di BMKG

    Prodi dan Syarat Daftar STMKG, Kuliah Gratis dan Lulus Jadi CPNS di BMKG

    Edu
    Lulusan SMK Disarankan Dapat Alternatif Kompetensi untuk Kerja di Luar Negeri

    Lulusan SMK Disarankan Dapat Alternatif Kompetensi untuk Kerja di Luar Negeri

    Edu
    Riset ICAEW: Akuntan Masa Depan Wajib Kuasai 3 Kompetensi Ini

    Riset ICAEW: Akuntan Masa Depan Wajib Kuasai 3 Kompetensi Ini

    Edu
    Ini 20 Universitas Negeri Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE 2025

    Ini 20 Universitas Negeri Terbaik di Asia Tenggara Versi AppliedHE 2025

    Edu
    Jumlah Guru SMK di Indonesia Masih Kurang, Pemerataan Perlu Diperhatikan

    Jumlah Guru SMK di Indonesia Masih Kurang, Pemerataan Perlu Diperhatikan

    Edu
    5 Jurusan Kedokteran Terbaik Indonesia Versi QS 2024, Cek Biaya Kuliahnya

    5 Jurusan Kedokteran Terbaik Indonesia Versi QS 2024, Cek Biaya Kuliahnya

    Edu
    Mapel AI dan Coding bagi Siswa SD-SMP, Pakar UGM: Ajarkan dengan Metode Menyenangkan

    Mapel AI dan Coding bagi Siswa SD-SMP, Pakar UGM: Ajarkan dengan Metode Menyenangkan

    Edu
    Benarkah Main Gawai Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini?

    Benarkah Main Gawai Dapat Menurunkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini?

    Edu
    Perkuat Pendidikan Inklusi, Kipin Edutech Raih Penghargaan 'Temasek Foundation Education Challenge 2024'

    Perkuat Pendidikan Inklusi, Kipin Edutech Raih Penghargaan "Temasek Foundation Education Challenge 2024"

    Edu
    Mendikdasmen dan Menag Upayakan Percepatan Pendidikan Profesi Guru

    Mendikdasmen dan Menag Upayakan Percepatan Pendidikan Profesi Guru

    Edu
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau