Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akses Siswa Miskin ke PTN Semakin Sempit

Kompas.com - 26/03/2012, 09:53 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dihapusnya jalur ujian tulis pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dinilai akan mempersempit akses siswa miskin untuk masuk perguruan tinggi negeri. Hal itu dikatakan pengamat pendidikan Darmaningtyas, di Jakarta, Senin (26/3/2012).

Dijelaskannya, ditiadakannya jalur ujian tulis pada SNMPTN tahun depan akan berimplikasi pada menumpuknya peminat SNMPTN di jalur undangan. Terkait itu, para siswa yang tidak lolos dalam jalur undangan akan menyerbu satu pintu lain untuk masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN), yakni ujian mandiri.

"Menghapus ujian tulis SNMPTN itu kekeliruan besar. Itu hanya akan membatasi pada siswa-siswa yang mampu saja, baik lewat jalur undangan maupun yang terpaksa harus melalui jalur mandiri," kata Darmaningtyas.

Menurutnya, sistem jalur undangan akan membuat siswa hanya memiliki satu kali kesempatan masuk PTN. Sedangkan kesempatan lainnya hanya tersisa di jalur ujian mandiri yang terkenal dengan biaya lebih mahal.

"Jalur mandiri itu kan biaya pendidikannya lebih mahal ketimbang jalur seleksi nasional, tetap saja yang miskin tidak akan terangkut," tegasnya.

Selain itu, kata dia, jalur undangan akan didominasi oleh siswa dari kalangan mampu. Lantaran berdasarkan pengamatannya, sekolah-sekolah yang terakreditasi biasanya adalah sekolah-sekolah yang biaya pendidikannya mahal, dan hanya siswa dari kelompok ekonomi kuat yang mampu mengakses pendidikan bermutu di sekolah tersebut.

"Sebab semakin bagus nilai akreditasi sekolah, kuota yang diberikan untuk jalur undangan akan semakin banyak. Jadi kuota untuk siswa kaya bisa masuk PTN juga akan semakin besar," terangnya.

Darmaningtyas mengaku tidak habis pikir, mengapa pemerintah mengambil kebijakan yang menurutnya sangat tidak berpihak terhadap rakyat miskin. Mengingat selama ini tidak ada persoalan dalam pelaksanaan ujian tulis, sejak kali pertama digelar sekitar tahun 1970-an.

Baik dari sisi objektifitas, kredibilitas, dan akseptabilitas, menurutnya, pelaksanaan utul juga relatif baik. "Ujian tulis sejak 1970 tidak ada masalah, kenapa diotak atik? Yang harus dihapus itu justru jalur mandiri, karena mahal," tutur dia

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com