Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Baru SNMPTN Masih Perlu Dibahas

Kompas.com - 02/04/2012, 07:41 WIB

Jakarta, Kompas - Pola baru seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri yang mulai tahun 2013 hanya lewat jalur undangan masih perlu pembahasan. Perlu kesepakatan antara pemerintah dan perguruan tinggi negeri, terutama soal kuota peserta sesuai akreditasi sekolah.

Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) mulai tahun 2013 tidak ada lagi ujian tulis. Dari kapasitas kursi yang tersedia di perguruan tinggi negeri (PTN), minimal 60 persennya melalui jalur undangan, sedangkan 40 persennya melalui jalur mandiri.

”Pada prinsipnya, PTN menyetujui pola baru SNMPTN. Pola ini dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi. Sekolah pun terdorong untuk meningkatkan akreditasinya supaya kesempatan siswanya besar,” kata Idrus Paturusi, Ketua Majelis Rektor PTN Indonesia, yang dihubungi dari Jakarta, Minggu (1/4).

Kuota siswa yang boleh diajukan sekolah untuk ikut SNMPTN jalur undangan disesuaikan akreditasi sekolah. Pada tahun 2012, sekolah dengan akreditasi A bisa mengirim 50 persen siswa terbaiknya. Sekolah berakreditasi B bisa mengirimkan 30 persen siswa terbaiknya dan sekolah berakreditasi C bisa mengirimkan 15 persen siswa terbaiknya. Adapun sekolah baru yang belum terakreditasi hanya bisa mengikutsertakan lima persen siswa terbaiknya mengikuti jalur undangan.

Para siswa yang dicalonkan sekolah harus memiliki prestasi terbaik dan konsisten. Hal itu ditunjukkan dari nilai rapor yang konsisten pada semester 3, 4, dan 5, terutama pada mata pelajaran yang masuk dalam ujian nasional.

Idrus mengatakan masih perlu dibahas lagi soal kuota siswa yang bisa ikut. Demikian juga pengakuan hasil ujian nasional (UN).

”Apakah dengan pembobotan atau bagaimana, harus dibicarakan lagi. Melalui SNMPTN jalur undangan ini, pengintegrasian hasil UN dan SNMPTN bisa dilakukan,” kata Idrus yang juga Rektor Universitas Hasannudin Makassar.

Perlu dievaluasi

Akhmaloka, Rektor Institut Teknologi Bandung, yang juga Ketua Bidang Penerimaan Mahasiswa Baru Majelis Rektor PTN Indonesia, menambahkan, soal kuota berdasarkan akreditasi perlu dievaluasi lagi.

”Jangan sampai nanti pesertanya terlalu sedikit. Sebab, tiap PTN punya cara penilaian tersendiri. Apalagi, siswa berprestasi biasanya menyasar PTN favorit. Jangan sampai nanti, PTN yang biasa di daerah-daerah kekurangan peminat,” kata Akhmaloka.

Keputusan menerima calon mahasiswa lewat SNMPTN jalur undangan sepenuhnya diserahkan kepada PTN. Umumnya, tiap PTN telah memiliki data dan peta prestasi SMA/SMK yang dilihat dari prestasi lulusan yang sebelumnya diterima.

Ahli evaluasi pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) S Hamid Hasan mengatakan, SNMPTN jalur undangan memang lebih konsisten karena menilai calon mahasiswa lebih menyeluruh. ”Ke depan, ini bisa memacu siswa agar belajar setiap saat, tidak hanya ketika mau UN,” ujar Hamid. Ia mengingatkan agar siswa dari daerah terpencil dan pedesaan tetap diprioritaskan. Sebab, siswa di daerah terpencil umumnya belum mendapatkan fasilitas dan layanan pendidikan yang baik seperti di perkotaan, padahal mereka juga punya potensi akademik. (ELN)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com