Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Komunikasi Informasi Belum Dioptimalkan untuk Pendidikan

Kompas.com - 21/04/2012, 10:50 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Tingkat adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sangat tinggi, namun pemanfaatannya untuk hal yang produktif masih rendah. Padahal, penggunaan TIK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Hal ini disampaikan Zainal A Hasibuan dalam pengukuhannya sebagai guru besar Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) di Kampus UI Depok, Sabtu (21/4/2012). "Tingkat penetrasi dan adopsi TIK masyarakat Indonesia relatif tinggi. Tetapi hal ini tidak sejalan dengan manfaat yang diberikan TIK untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia," ujar Zainal.

Berdasarkan data Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI), jumlah pelanggan seluar di Indonesia tahun 2011 mencapai lebih dari 240 juta pelanggan, atau naik 60 juta pelanggan dari tahun 2010. Pengguna internet di Indonesia mencapai 55 juta orang pada tahun 2011. Sebanyak 50-80 persen pengguna internet di Indonesia adalah anak-anak muda dari kelompok umur 15-30 tahun.

Sayangnya, sebagian besar penduduk Indonesia menggunakan TIK hanya sebagai alat konsumtif, ketimbang alat yang produktif. Demikian juga konten yang tersedia dalam TIK masih berasal dari luar Indonesia.

"Padahal di sisi lain, TIK mempunyai berbagai kapasitas yang canggih untuk dapat digunakan dalam proses pembelajaran," jelas Zainal.

Menurut Zainal, TIK dapat menyediakan fasilitas pembelajaran untuk siapa saja, kapan saja, di mana saja, dan bagaimana saja. Kapasitas TIK ini sangat berpotensi untuk dapat menjadi alternatif bagi pendidikan konvensional yang selama ini berlangsung.

Selain itu, TIK dapat memberikan fleksibelitas dalam proses belajar mengajar yang tidak mungkin bisa dilakukan pendidikan konvensional. "Salah satu inisiatif. Yang sekarang ini sedang terus berkembang adalah memberikan layanan berupa pendidikan terbuka berbasis TIK," papar Zainal.

Oleh karena itu, lanjut Zainal, peningkatan penetrasi TIK di Indonesia mesti dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas diri dan masyarakat. "Kalau kita tidak melakukannya, serbuan ilmu dari luar negeri bisa menenggelamkan jati diri bangsa kita," ujar Zainal. 


 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau