Nasib yang dialami Tf, siswa kelas IX SMP Negeri I Purwosari, Bojonegoro, Jawa Timur, benar-benar memprihatinkan. Ia bagai sudah jatuh tertimpa tangga pula. Pada Senin (23/4) esok pagi, ia harus menjalani ujian nasional di dalam tahanan Markas Kepolisian Resor Bojonegoro. Sebagai anak baru gede yang hidup serba kesusahan, kenyataan itu benar-benar memilukan.
Semua bermula dari kasus pencurian sepiring nasi. Kepala Sekolah SMP Negeri I Purwosari Ali kepada kantor berita Antara mengatakan,
Pemilik warung memergoki Tf dan adiknya sedang makan nasi di warung pada 28 Maret 2012. Sebelum kepergok, pemilik warung mendengar suara sendok jatuh. Ketika dicek, kedapatan Tf dan adiknya sedang makan nasi. Tanpa ampun, si pemilik warung melaporkan tindakan pencurian itu kepada polisi. Malang bagi Tf, ketika diciduk polisi, ada warga lain yang mengaku kehilangan ayam jago. ”Ayam jago aduan yang dicuri itu disembelih dan dimakan, tidak dijual,” tutur Ali. Ali menjelaskan, Tf memang berasal dari keluarga miskin, tetapi cukup pandai.
Ia mengaku sudah berusaha membantu agar warga yang melaporkannya mencabut laporannya kepada polisi karena Tf akan mengikuti ujian nasional. ”Warga yang kehilangan tetap tidak mau mencabut laporannya,” kata Ali.
Secara terpisah, Kepala Bagian Operasional Polres Bojonegoro Komisaris Heri Agus Wahono membenarkan, Tf akan mengikuti ujian nasional dari dalam tahanan. ”Kami melaksanakan proses hukum bergantung pengaduan masyarakat,” katanya.
Sering kali pisau hukum terlalu tajam bagi orang-orang kecil dan miskin, tetapi menjadi tumpul kalau menangani kasus-kasus korupsi para pejabat.