Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UN Tidak Jujur, Lahirkan Generasi yang Korup

Kompas.com - 23/04/2012, 16:55 WIB
Ayu Rahayu Elfitri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait masih banyak ditemukannya kecurangan selama pelaksanaan ujian nasional  tahun ini, Indonesia Corruption Watch  mengaku sangat tidak setuju dengan tetap dilaksanakannya UN. ICW menilai, UN hanya membuat banyak siswa bertindak tidak jujur.

"Siswa itu aset bangsa, jika UN (ujian nasional) saja sudah tidak jujur, ke depannya malah akan melahirkan generasi yang korupsi," kata Febri Hendri, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Divisi Monitoring Pelayanan Publik, pada jumpa pers di Kantor LPSK, Jakarta Pusat, Senin (23/4/2012).

Febri menilai, selama ini UN hanya untuk kepentingan politik karena terkait nama baik sekolah dan daerah. Akibatnya, jika hasil UN tidak bagus, pihak sekolah akan merasa malu. Ia memberikan contoh, jika UN di sebuah sekolah swasta jelek, maka tidak ada murid akan bersekolah lagi di sana. Hal ini membuat sekolah akan melakukan apa pun cara agar semua siswa dapat lulus.

"Kami melakukan ini semua karena prihatin dengan keadaan murid di dalam dunia pendidikan di Indonesia. Bukannya baik, malah akan membuat ketidakjujuran," kata Febri.

Pada konferensi pers tersebut ICW memperlihatkan sebuah video dokumenter yang berlangsung di salah satu sekolah. Video berdurasi 15 menit itu dibuat oleh seseoang untuk menunjukkan bagaimana ketidakjujuran selama pelaksanaan UN terjadi. Dalam video itu diperlihatkan cara siswa mendapatkan kunci jawaban dan komentar-komentar mereka atas kunci jawaban itu. Mereka menyebut kata "sop buntut" untuk sebutan kunci jawaban.

Ditampilkannya video ini, lanjut Febri, untuk membuktikan bahwa kecurangan dalam UN itu benar. Ke depannya, pihak ICW sangat berharap agar masyarakat berani melaporkan jika menemukan kecurangan selama UN.

"Masyarakat, baik itu guru, orangtua, atau murid tidak perlu takut melapor. Karena sekarang sudah ada lembaga yang akan mendampingi dan melindungi para pelapor yang mengungkapkan kecurangan tersebut," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com