Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konferensi Peneliti Masa Depan Diikuti 16 Negara

Kompas.com - 24/04/2012, 23:27 WIB
Amanda Putri Nugrahanti

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com -- Konferensi peneliti masa depan se-Asia Pasific (APEC Future Scientist Conference/ASFC) keempat yang diadakan di Kota Semarang, Jawa Tengah, 24-29 April 2012, diikuti 120 peneliti muda dari 16 negara. Ajang ini diharapkan mampu mendorong berbagai pihak menaruh perhatian dan dapat memfasilitasi kemampuan anak berbakat.

ASFC merupakan kegiatan tahunan yang dimotori oleh Kyungnam University, Korea Selatan, melalui program APEC Mentoring Center for the Gifted in Science (AMGS).

Kegiatan ini diikuti oleh siswa-siswa berbakat atau yang memiliki minat kuat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka juga harus sudah pernah melakukan penelitian.

Pembukaan AFSC, Selasa (24/4/2012) malam, dihadiri Staf Ahli Bidang Kesehatan dan Obat Deputi Bidang Jaringan Iptek, Kementerian Riset dan Teknologi, Amin Soebandrio serta Wakil Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.

Ketua Panitia ASFC ke-4, Titah Listiorini mengemukakan, dari 120 peserta, 80 di antaranya adalah peneliti muda tingkat SMA. Mereka didampingi oleh mentor maupun profesor dari negara masing-masing, akan mempresentasikan penelitian yang bertema "The Science of Water".

Dalam ASFC, para delegasi akan mempresentasikan poster yang telah mereka buat tentang penelitian yang telah dilakukan. Kemudian, peserta juga akan dibagi dalam kelompok yang acak, untuk ditempatkan dalam sebuah situasi dan mereka harus membuat proyek ramah lingkungan sebagai solusi.

Sebanyak 16 negara yang mengikuti ajang tersebut adalah Indonesia, Australia, Brunei Darusalam, China, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, Vietnam, dan Swedia. Indonesia sebagai tuan rumah mengirim 16 siswa SMA dan MA dari Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Pemalang, dan Kudus.

Perwakilan AMGS Jawa Tengah, Nyoman Wahyuti mengatakan, selama ini anak-anak berbakat di Indonesia masih belum mendapat perhatian besar. Anak berbakat yang walaupun sudah berprestasi di tingkat dunia, masih mengalami kesulitan saat ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

"Sejauh ini, pihak sekolah sangat mendukung keberadaan anak-anak berbakat ini. Tetapi untuk jenjang selanjutnya, masih ada gap. Kami berharap, kegiatan seperti ini semakin banyak, agar semakin banyak pihak yang peduli dengan anak berbakat dan berprestasi. Sebab mereka yang akan membangun masa depan bangsa," tutur Nyoman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com