Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Sekolah Terlibat dalam Kecurangan UN?

Kompas.com - 26/04/2012, 12:06 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch Febri Hendri menuding beberapa kepala sekolah ikut memfasilitasi siswa mendapatkan bocoran kunci jawaban pada ujian nasional tahun 2012. Bahkan, beberapa kepala sekolah diduga sampai mengeluarkan sejumlah uang untuk mendapatkan bocoran tersebut.

Diberitakan sebelumnya, Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menemukaan adanya bocoran kunci jawaban untuk mata ujian Matematika dengan kode soal A69, B71, C86, D45, dan E57 di beberapa sekolah di kawasan Jabodetabek. Setelah dicocokkan, akurasi kebenaran kunci jawaban yang bocor itu mencapai lebih dari 60 persen.

"Kami tengarai kepala sekolah mengetahui dan ikut berupaya mendapatkan bocoran kunci jawaban dengan membeli dan membagikannya kepada siswa melalui pegawai tata usaha," kata Febri kepada para wartawan di kantor ICW, Jakarta, Kamis (26/4/2012).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, jika kepala sekolah benar-benar terlibat dalam pelanggaran ini, kebocoran ujian nasional (UN) bukan lagi sekadar persepsi, melainkan fakta dan bisa dibuktikan. Pasalnya, kata dia, terlibatnya kepala sekolah mencerminkan bahwa kecurangan dalam pelaksanaan UN sangat terstruktur dan sistemik.

"Jadi, kalau sistem UN itu handal dan tak bisa bocor, menurut kami itu keliru. Kecurangan ini sistemik, melibatkan guru dan kepala sekolah," katanya.

Sementara itu, demi keamanan narasumber dan saksi, ICW dan FSGI bersikukuh menolak membuka identitas guru, siswa, dan  sekolah yang bersangkutan. Pasalnya, berdasarkan pengalaman tahun 2007, hingga hari ini guru-guru yang melaporkan kecurangan dalam UN masih memperoleh intimidasi dan ancaman diturunkan pangkatnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com