Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecurangan UN, Korupsi, dan Mental Maling

Kompas.com - 30/04/2012, 14:16 WIB
Ayu Rahayu Elfitri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menilik integritas dan kualitas pendidikan di Indonesia sekarang ini, penulis, pengusaha, serta motivator, dan juga pendiri TK Khalifah, Ippho Santosa, berpandangan bahwas zaman sekarang banyak orang memiliki mentalitas "maling". Salah satu contohnya terlihat dari mental mencontek dan membocorkan kunci jawaban ujian nasional (UN) atau tindak korupsi para pejabat pemerintahan.

"Sekarang ini banyak orang hobinya seperti 'maling’, seperti nyontek saat ujian, suka barang KW atau selundupan. Begitu jadi pengusaha, mereka akan nyogok, sampai ketika jadi pejabat akan berbuat korup. Jadi, mentalitasnya kayak maling," ujar motivator muda kelahiran 30 Desember 1977 ini, saat peluncuran karya terbarunya berjudul Hanya 2 Menit, Sabtu (27/04/2012), di Auditorium Indosat, Jakarta.

Dengan adanya mentalitas seperti itu, bangsa Indonesia tidak akan maju. Namun, ia mengaku enggan membahas lebih jauh mengenai hal tersebut. Ippho hanya menganjurkan, bahwa cara memperbaiki mentalitas seperti itu adalah dengan tidak menuntut pemerintah yang membenahi, tetapi mulailah dari diri sendiri.

"Mulai saja dari diri sendiri dan dari keluarga kita. Benahi dan jaga nilai-nilai baik dari sana. Kemudian secara luas lakukan bertahap dari keluarga, tetangga, atau organisasi kita, begitu seterusnya," imbuh Ippho.

Seperti diberitakan, setiap tahun kecurangan dan kebocoran UN selalu terjadi dan semakin mengkhawatirkan. Kecurangan UN tersebut tidak hanya dilakukan oleh siswa peserta UN, melainkan juga guru dan pihak sekolah. Di sisi lain, kondisi tersebut semakin diperparah dengan kasus-kasus korupsi di kalangan pejabat pemerintahan, yang seolah memperkuat kondisi mentalitas bangsa ini semakin membutuhkan perhatian serius.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com