Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seleksi Masuk PTN Jalur Tertulis Akankah Dihapus?

Kompas.com - 11/05/2012, 10:52 WIB

Oleh: Elin Driana

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggulirkan rencana untuk menghapus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri jalur ujian tertulis.

Ke depan, hanya ada dua sistem penerimaan mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri (PTN). Pertama, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan yang didasarkan pada nilai rapor, ranking siswa, dan nilai UN. Kedua, seleksi mandiri yang dilaksanakan oleh masing-masing PTN.

Sebelum Kemdikbud dan PTN menetapkan sistem seleksi baru ini, perlu kajian terhadap sistem seleksi yang ada dan diinformasikan kepada masyarakat. Dengan demikian, kebijakan baru akan ditopang oleh bukti-bukti kuat guna menumbuhkan tradisi ”evidence-based policy” dalam pengambilan kebijakan.

Ada tiga hal penting yang perlu dikaji sebelum mengubah sistem penerimaan. Pertama, perbedaan fungsi UN dan SNMPTN jalur ujian tertulis. Kedua, validitas prediktif. Ketiga, dampak perubahan sistem terhadap komposisi mahasiswa di PTN.

Fungsi

Ujian nasional (UN) dan SNMPTN jalur ujian tertulis memiliki fungsi berbeda. UN didesain untuk menguji kemampuan siswa mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan sehingga lebih bersifat criterion-referenced test. Hasil tes siswa tidak dibandingkan dengan siswa lain, tetapi lebih untuk melihat kemampuan setiap siswa memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Dengan demikian, siswa bisa lulus atau tidak lulus 100 persen.

Sementara SNMPTN maupun tes seleksi perguruan tinggi lainnya didesain untuk menyeleksi siswa yang dianggap mampu mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi sehingga lebih bersifat norm-referenced test. Hasil tes siswa dibandingkan satu sama lain untuk menentukan siswa yang layak diterima sesuai kapasitas yang dimiliki PT.

Apakah UN dapat menjalankan fungsi sebagai salah satu penentu kelulusan dari SMA/SMK dan sekaligus salah satu kriteria penerimaan mahasiswa baru di PTN? Secara teoretis, hasil tes yang valid untuk menjalankan fungsi tertentu belum tentu valid untuk fungsi lainnya. Fungsi yang berbeda membuat desain soal menjadi berbeda pula. Kesimpulannya, hasil UN belum tentu dapat digunakan untuk kedua fungsi di atas secara bersamaan.

Validitas prediktif

Salah satu aspek validitas yang dikaji dalam penggunaan indikator kuantitatif untuk seleksi mahasiswa ke perguruan tinggi adalah validitas prediktif (predictive validity), yaitu kemampuan indikator tersebut dalam memprediksi keberhasilan mahasiswa di perguruan tinggi. Apakah UN maupun seleksi mandiri oleh masing-masing PTN memiliki validitas prediktif minimal setara SNMPTN tulis? Hasil penelitian menunjukkan bahwa korelasi (dalam rentang 0-1) antara UN dan SNMTPN tulis sangat rendah, hanya 0,2 untuk IPA dan 0,18 untuk IPS.

Sebagai perbandingan, sebagian besar penelitian tentang seleksi masuk perguruan tinggi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa nilai siswa dan ranking di sekolah memiliki validitas prediktif paling tinggi dibandingkan dengan SAT I ataupun SAT II (Linn, 2005; Perry, Brown & Sawrey; 2005). SAT I adalah aptitude test, yang digunakan untuk menguji kemampuan penalaran matematika dan verbal secara umum. SNMPTN tulis juga menggunakan tes semacam ini yang dikenal dengan tes potensi akademik (TPA). Sementara SAT II merupakan achievement test yang terkait kurikulum sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com