Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Dilatih Manajemen Konflik Sosial

Kompas.com - 22/05/2012, 22:28 WIB

MAKASSAR, KOMPAS.com - Sebanyak 60 orang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Sulawesi Selatan dilatih dan dididik manajemen konflik sosial sebagai upaya menjadikan daerah tersebut aman, damai dan sejahtera.

Pendidikan dan pelatihan tersebut dibuka Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa malam.

Selain pendidikan dan pelatihan manajemen konflik bagi BEM juga dilakukan pemantapan Tenaga Pendamping Keserasian Sosial sebanyak 98 orang untuk angkatan pertama.

"Saya bahagia dan terus terang bangga, ini sebuah bukti nyata kita semua tidak ingin terjadi bencana sosial," kata Mensos, Selasa (22/5/2012).

Hal tersebut menurutnya karena permasalahan sosial dan bangsa ini tidak mungkin diselesaikan oleh bangsa lain. Di era modernisasi saat ini seluruh dunia bisa melihat apa yang terjadi di dalam negeri.

"Apa perasaan kita kalau dunia melihat rumah dibakar, gedung dirusak. Kita ingin itu semua tidak terjadi," tambahnya.

Diinginkan agar mahasiswa ke depan melakukan pengabdian dan memberi kontribusi yang dapat dirasakan oleh masyarakat tanpa pamrih.

"Tapi sungguh suatu kekhawatiran kalau masih jadi mahasiswa tidak mampu memberikan kesejukan kepada masyarakat," kata Mensos.

Mensos menekankan bahwa jika terjadi bencana alam, bangsa Indonesia kompak dan membantu tanpa disuruh. Misalnya saat terjadi bencana erupsi Merapi, relawan turun tanpa dibayar.

Lebih lanjut Mensos mengatakan, pemerintah sulit untuk menyelesaikan masalah sosial jika bergerak sendiri tanpa ikut bergeraknya semua elemen bangsa.

Misalnya saat terjadi bencana sosial, tidak semua bergerak untuk ikut menyelesaikan. Terdata ada 170 titik yang merupakan daerah yang berpotensi rawan bencana sosial.

Maka pentingnya peran perguruan tinggi untuk melakukan penelitian titik-titik yang rawan bencana sosial dan mencari akar permasalahannya sehingga dapat dilakukan terapi yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com