Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4.928 "Kursi Kosong" Dialihkan ke Ujian Tulis

Kompas.com - 30/05/2012, 07:47 WIB

Jakarta, Kompas - Sebanyak 4.928 ”kursi kosong” dari jalur undangan seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri atau SNMPTN yang tidak terpenuhi akan dialokasikan untuk menambah alokasi kursi di jalur ujian tulis SNMPTN.

Hal itu dikemukakan Ketua Panitia SNMPTN 2012 Ahmaloka yang juga Rektor Institut Teknologi Bandung, Selasa (29/5), dari London, Inggris. ”Sebenarnya banyak PTN besar yang kuota jalur undangannya sudah terisi lebih. Yang banyak kosong ada di PTN di daerah-daerah. Nanti akan ada evaluasi untuk jalur undangan,” ujar Ahmaloka.

Seperti diberitakan sebelumnya, kuota jalur undangan sebanyak 58.329 mahasiswa tidak terpenuhi karena hanya ada 53.401 mahasiswa yang diterima melalui jalur undangan. Tidak terpenuhinya kuota tersebut karena persyaratan standar nilai minimal tidak terpenuhi, tetapi ada pula karena program studi tertentu kurang menarik bagi calon mahasiswa baru.

Sekretaris Umum Panitia SNMPTN 2012 Rochmat Wahab menambahkan, kursi kosong dari jalur undangan itu diutamakan agar dapat dipenuhi melalui jalur ujian tulis. Apabila kuota itu masih belum terpenuhi juga, solusi terakhir adalah dengan melalui jalur mandiri. ”Tak ada niat dari awal untuk sengaja mengosongkan kursi dari jalur undangan,” ujarnya.

Peminat menumpuk

Tak tercapainya kuota jalur undangan itu, lanjut Rochmat, karena peminat yang menumpuk di program studi yang dinilai favorit sehingga tidak merata di semua program studi. Padahal, kuota di setiap program studi seharusnya bisa diupayakan jumlahnya sama.

”Memang ada PTN yang kekurangan peminat, seperti PTN di luar Jawa, dan selama ini juga ada program studi sepi peminat. Yang banyak peminatnya biasanya kedokteran, teknik informatika, kependidikan, dan manajemen,” kata Rochmat.

Untuk mengantisipasi kursi kosong, Rochmat menilai pemerintah perlu membuat kebijakan yang berpihak pada bidang keilmuan yang kurang peminat sehingga bisa memiliki daya tarik yang kuat. Keberpihakan itu telah ditunjukkan pemerintah pada bidang keilmuan kependidikan. Konsekuensinya, kini animo mahasiswa pada bidang kependidikan meningkat.

”Dulu bidang kependidikan kurang diminati. Sekarang karena perhatian pemerintah besar, jadi banyak peminatnya,” kata Rochmat. (LUK)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com