Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

15.945 Siswa SMP Tidak Lulus UN

Kompas.com - 02/06/2012, 02:21 WIB

 

Jakarta, Kompas - Sebanyak 15.945 siswa dari total 3.697.865 peserta ujian nasional tingkat sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah tidak lulus. Siswa tidak lulus terbanyak ada di Jawa Tengah, yakni 4.287 siswa dari 506.643 peserta UN.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengemukakan hal itu dalam paparan hasil ujian akhir (gabungan ujian nasional dan nilai sekolah) SMP/MTs tahun ajaran 2011/2012, Jumat (1/6), di Jakarta.

”Rata-rata nilai UN murni tahun ini turun 0,41. Dari 7,88 tahun lalu menjadi 7,47. Tetapi, tingkat kelulusan naik, dari 99,45 persen menjadi 99,57 persen. Artinya, kemampuan anak makin merata,” kata Nuh.

Pada tahun ini tidak ada sekolah yang tingkat kelulusannya nol persen. Tahun lalu ada 12 sekolah yang siswanya tidak lulus semua. Adapun untuk sekolah yang lulus 100 persen, ada 42.146 sekolah (88,94 persen) dengan jumlah siswa 3.169.682 orang.

Hasil analisis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan, UN bisa memilah potensi kompetensi kemampuan siswa hingga rinci. Jika hanya menggunakan nilai sekolah, tidak akan bisa. Dilihat dari distribusi nilai siswa tidak lulus (15.945 orang), rata-rata nilai UN-nya 3,77, sedangkan nilai sekolahnya 7,33.

Meski tak ada sekolah dengan tingkat kelulusan nol persen, masih ada 25 sekolah dengan tingkat kelulusan kurang dari 25 persen. Dari 25 sekolah itu, 10 di antaranya sekolah terbuka yang berstatus sekolah negeri. Sekolah dengan nilai UN murni terkecil (12,40 hingga 15,44) berada di Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sulawesi Tengah.

Matematika

Dari jumlah siswa tidak lulus, paling banyak siswa gagal di bidang Matematika. Berikutnya secara berurutan bidang Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Bahasa Indonesia.

Nuh mengatakan, pihaknya akan meninjau ulang kurikulum secara keseluruhan hingga proses pembelajaran di sekolah. ”Jangan tergesa-gesa alat ukurnya yang harus diubah,” ujarnya.

Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan Moehammad Aman Wirakartakusumah menambahkan, hasil analisis Kemdikbud ini seharusnya bisa digunakan guru dan sekolah untuk mengkaji ulang proses pembelajaran di sekolah. Berbekal hasil analisis ini, guru diharapkan bisa mengetahui secara persis titik lemah atau letak kekurangannya. ”Bisa jadi latar belakang pendidikan gurunya belum tepat,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Harun mengatakan, ujian nasional SMP di Jatim tahun ini diikuti 534.020 siswa dan siswa tidak lulus 886 orang atau 1,16 persen.

”Penyebab tidak lulus itu ada yang karena sakit, mengundurkan diri, pindah sekolah, dan menikah,” ujarnya. (LUK/ARA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com