Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamendikbud: Apa Pun Kedoknya, Malaysia Tidak Tepat

Kompas.com - 20/06/2012, 16:49 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Wiendu Nuryanti menilai tindakan Pemerintah Malaysia mendaftar kebudayaan asal negara lain, termasuk dari Indonesia, sebagai tindakan yang tidak mendasar.

"Inventarisasi yang dilakukan oleh Malaysia adalah perbuatan klaim atas budaya Indonesia atau non-Indonesia. Dan, dasar acuan Pemerintah Malaysia dalam melakukan inventarisasi tersebut tidak tepat," kata Wiendu di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (20/6/2012).

Malaysia, menurutnya, tidak hanya melakukan inventarisasi atas budaya Indonesia, tetapi juga budaya India dan Tionghoa seperti Barongsai. Langkah Malaysia tersebut dengan melakukan inventarisasi lebih lanjut, menurutnya, adalah tindak pengakuan apa pun kedoknya.

Ia mengakui budaya sejatinya tidak dapat dibatasi oleh wilayah administratif karena eksistensi dari budaya pasti akan menembus batas-batas administratif itu sendiri. Namun, identitas budaya yang harus dipahami Malaysia.

"Budaya itu dinamis. Namun demikian, budaya tersebut tetap menyangkut asas identitas dan identitas tersebut memiliki asal-usul," ujarnya.

Wamendikbud mengatakan, pihaknya akan mendesak Pemerintah Malaysia untuk memberikan penjelasan tertulis mengenai rencana pengakuan atas tari Tor-Tor dan Gondang Sambilan. Terkait hal tersebut, Wamendikbud menjelaskan bahwa Malaysia juga hendak melakukan pengakuan atas tari Epin, rendang, gamelan, dan cendol.

Wamendikbud menyadari bahwa yang dilakukan Pemerintah Malaysia tersebut sesuai dengan undang-undang yang berlaku di sana.

Oleh karena itu, menyikapi hal tersebut, Kemendikbud akan melakukan inventarisasi atas hasil budaya Indonesia yang merupakan kekayaan kebudayaan agar nantinya negara lain tidak melakukan klaim atas budaya Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com