Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pro-Kontra Tol Layang ke Senayan

Kompas.com - 21/06/2012, 08:44 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara dan PT Jasa Marga Tbk untuk membangun jalan tol layang Cibubur-Senayan sepanjang 23 kilometer mendapat reaksi pro dan kontra. Jalan tol layang boleh, tetapi hanya untuk bus trans-jabodetabek.

Namun, pihak yang kontra menegaskan, jalan tol layang dari Cibubur-Senayan ini, dalam jangka panjang, malah memperburuk kondisi kemacetan di Jakarta dan sekitarnya.

”Saya tidak mengerti jalan berpikir BUMN dan Jasa Marga. Kota-kota besar di Amerika saja telah mengerem pembangunan tol dalam kota. Sulit dibayangkan kemacetan di dalam kota seusai turun dari tol itu,” ujar Harun al-Rasyid Lubis dari Transportation Research Group Institut Teknologi Bandung (ITB) di Jakarta, Rabu (20/6/2012).

Ahli transportasi dari Universitas Katolik Soegijapranata, Djoko Setijowarno, yang dihubungi terpisah, menyetujui tol layang itu meski dengan syarat khusus. ”Begitu terbangun, ya, jangan untuk kendaraan pribadi, tetapi manfaatkan saja untuk bus trans-jabodetabek. Itu lebih bermanfaat sebab mengangkut banyak penumpang,” ujarnya.

Ketua Umum Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) Eka Sari Lorena kaget dengan usulan tol layang yang dikatakan menurunkan kemacetan hingga 30 persen. ”Itu kajian dari mana, ya? Kalau pengambil kebijakan itu mengerti, seharusnya takkan membangun tol dalam kota,” ujarnya.

”Di Amerika itu sudah disadari percuma membangun tol dalam kota sebab tak memecahkan masalah,” ujar Eka, yang lama studi di Amerika.

Fransiskus Trisbiantara dari Universitas Trisakti menekankan, lebih baik pemerintah membangun transportasi berbasis rel. ”Sudah ada upaya, misalnya dengan memperluas Stasiun Bogor. Nah, upaya semacam itu perlu dipercepat,” katanya.

Peneliti perkeretaapian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Taufik Hidayat, mengatakan, masa depan Jakarta hanya akan cerah bila perkeretaapian digenjot. ”Ini bukan lagi soal mau atau tak mau, pembangunan kereta api itu harus,” kata Taufik.

Sebelumnya, Direktur Operasi PT Jasa Marga Tbk Hasanudin menjelaskan, jalan tol layang ini akan terdiri dari dua lajur kendaraan dengan dimensi lebar jalan efektif 10 meter, yakni terdiri dari 2 x 3,5 meter lebar lajur, 2,5 meter lebar bahu luar, dan 0,5 meter bahu dalam. PT Wijaya Karya dan PT Adhi Karya akan bergabung dengan PT Jasa Marga untuk membangun proyek tersebut. (RYO)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com