Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subak Masih Menanti Penetapan UNESCO

Kompas.com - 25/06/2012, 21:47 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

TABANAN, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Bali sampai saat ini masih menunggu kepastian dari UNESCO mengenai penetapan subak dan kawasan pura di sekitarnya sebagai warisan budaya dunia. 

Menurut Masanori Nagaoka, Kepala Unit Budaya Kantor UNESCO Jakarta, komite evaluasi UNESCO sejak tanggal 24 Juni 2012 lalu mulai berunding di Rusia untuk menetapkan daftar warisan dunia dari 36 situs yang didaftarkan, termasuk subak.

"Subak masuk ke dalam nominasi cultural landscape dan akan dibahas dalam sidang mulai tanggal 28-30 Juni 2012," katanya dalam acara konferensi pers acara World Heritage Education yang diadakan English First di desa Jatiluwu, Tabanan, Bali, Senin (25/6/2012).

Subak sebagai sistem tata guna air dalam pertanian Bali, menurut Masanori, memiliki nilai khusus karena menganut konsep Tri Hitakarana atau Tiga Sumber Kebaikan yang menjabarkan harmoni antara alam, Tuhan, dan manusia.

Menurut Koordinator Tim Ahli Penyusun Proposal Warisan Dunia Bali, I Wayan Alit Artawiguna, subak sudah diajukan menjadi warisan dunia ke UNESCO sejak tahun 2007, namun beberapa kali proposal ditolak karena dianggap belum lengkap.

"Syarat yang diajukan sangat ketat dan harus memiliki nilai universal. Karena itu kami sekarang lega dan menunggu semoga subak ditetapkan sebagai warisan dunia. Namun ditetapkan atau tidak pemerintah dan masyarakat Bali wajib melestarikan subak," kata Alit dalam kesempatan yang sama.

Kepala dinas kebudayaan provinsi Bali, I Ketut Swastika, subak yang sudah berusia ratusan tahun dan hidup sampai hari ini membutuhkan dukungan banyak pihak. Saat ini di seluruh Bali terdapat 2710 subak dan 1.600 di antaranya merupakan subak lahan basah atau sawah.

"Di daerah perkotaan memang banyak subak yang mulai hilang karena ada alih fungsi lahan untuk non pertanian. Jika subak ditetapkan sebagai warisan dunia pemerintah kota akan didorong membuat regulasi konservasi subak. Nantinya akan ada kawasan sawah abadi," kata Swatiska.

Masanori menegaskan bahwa penetapan warisan dunia oleh UNESCO bukan tujuan akhir tetapi sebuah awal.

"Penetapan situs adalah sebuah janji bahwa rakyat Indonesia berjanji pada dunia untuk melestarikan situs tersebut. Daftar warisan dunia hanya alat untuk mendukung pelestarian," katanya.

Swastika menambahkan bahwa pemerintah Bali berharap subak dapat lolos penilaian karena hal itu sangat berpengaruh pada pariwisata.

"Jika sudah ditetapkan UNESCO ibaratnya suatu kawasan naik level satu tingkat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com