Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rokok Kretek Susah Tembus Ekspor

Kompas.com - 28/06/2012, 09:14 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com — Saat ini cukup sulit bagi produsen rokok kretek untuk dapat menembus pasar luar negeri. Bahkan, produsen rokok sekelas PT Gudang Garam Tbk, jumlah ekspornya hanya berkisar antara 4-5 persen per tahun. Perbedaan rasa dan selera rokok serta regulasi dari negara maju menjadi penyebabnya.

Presiden Direktur PT Gudang Garam Tbk Heru Budiman mengatakan, selera pasar rokok luar negeri didominasi oleh rokok noncengkeh atau biasa disebut putihan. Keberadaan rokok kretek hanya sekadar pilihan sehingga permintaan yang ada cenderung stagnan.

"Unfortunately, peningkatan ekspor bukan sesuatu yang mudah. Mungkin ada yang bisa ikhtiar bagaimana kita bisa meningkatkan ekspor supaya diberitahu," kata Heru Budiman seusai Rapat Umum Pemegang Saham di Hotel Grand Surya Kediri, Jawa Timur, Rabu (27/6/2012).

Selama ini, Heru mengungkapkan, negara tujuan ekspor terbesar produknya adalah Malaysia dan Arab Saudi, disusul Jepang, Belanda, serta Swiss. Malaysia menempati peringkat teratas karena banyaknya buruh migran asal Indonesia yang ada di sana, sedangkan Arab Saudi ditopang siklus ritus ibadah haji atau umrah yang juga didominasi orang Indonesia.

Di tempat yang sama, Direktur PT Gudang Garam Tbk Istata Taswin Sidharta menambahkan, selain selera pasar, faktor lain penyebab rokok kretek susah menembus pasar luar negeri adalah adanya regulasi dari negara maju yang melarang adanya campuran cengkeh pada rokok. "Mungkin ini bisa disebut bentuk diskriminasi oleh negara maju," ucap Istata.

Perusahaan rokok yang didirikan oleh Surya Wonowidjojo pada tahun 1958 ini terus mengalami peningkatan produksi. Tahun 2011 ini ada peningkatan hingga 700 juta batang rokok daripada tahun sebelumnya, yaitu menjadi 68,6 miliar batang. Namun, jumlah ekspor malah menunjukkan tren penurunan, yaitu dari 6,4 miliar batang pada tahun 2010 menjadi 6,1 miliar batang pada tahun 2011.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com