Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Nikotin, Harapan Baru Atasi Candu Rokok

Kompas.com - 29/06/2012, 10:50 WIB

Kompas.com - Para pecandu rokok sebenarnya sudah menyadari bahaya dari kebiasaannya itu. Namun, tekad bulat saja seringkali tak cukup untuk menghentikan mereka dari kecanduannya. Dengan vaksin yang sedang dikembangkan para ilmuwan, barangkali berhenti merokok akan semudah membalik telapak tangan.

Dalam jurnal Science Translational Medicine, tim ilmuwan yang dipimpin Ronald Crystal, baru-baru ini mengumumkan kesuksesan vaksin ciptaan mereka dalam mengurangi efek kenikmatan dari rokok.

Seperti halnya vaksin penyakit lain yang membuat antibodi untuk mencegah virus atau bakteri merusak tubuh, cara kerja vaksin tersebut adalah menciptakan antibodi supaya nikotin tidak sampai membuat kerusakan. Dalam penelitian terhadap tikus diketahui level nikotin turun sampai 85 persen setelah vaksinasi.

"Sejauh yang kami lihat, cara terbaik untuk mengatasi kecanduan nikotin kronik adalah dengan menyediakan antibodi yang akan membersihkan darah sebelum nikotin dari rokok memiliki efek biologi," kata Ronald Crystal.

Upaya untuk menciptakan vaksin rokok sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan namun selalu gagal. Masalahnya adalah antibodi tersebut di dalam tubuh tidak bertahan lama sehingga kurang efektif mengurangi efek adiktif nikotin.

Dalam penelitian yang dilakukan Crystal, mereka melakukan pendekatan yang sangat berbeda, yakni menggunakan terapi gen vaksin. Ia mengembangkan vaksin berisi virus hasil rekayasa genetik antibodi nikotin. Vaksin itu kemudian akan memodifikasi hati untuk menghasilkan antibodi nikotin sehingga organ tersebut menjadi semacam pabrik pembuat antibodi di dalam tubuh.

Setelah dibandingkan, ternyata kadar nikotin di otak tikus yang sudah disuntik vaksin lebih rendah 85 persen dibandingkan tikus yang tidak divaksin.

Namun belum diketahui apakah mekanisme yang sama bisa berhasil pada manusia atau apakah level penurunan nikotin itu sudah cukup untuk membuat seseorang berhenti merokok.

Menurut Crystal, efeknya baru akan terasa bila seseorang merokok lagi. "Ketika mereka kembali merokok maka rasa nikmatnya akan berkurang. Tentu ini akan membuat mereka kapok merokok," katanya.

Untuk bisa dicoba pada manusia, vaksin tersebut harus melalui beberapa tahap penelitian lagi sampai dinyatakan aman. Kita tunggu saja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com