JAKARTA, KOMPAS.com - Eksistensi sekolah dengan status Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) terus saja menuai kontroversi. Pro dan kontra silih berganti. Bahkan, sejumlah elemen masyarakat tengah menanti putusan Mahkamah Konstitusi untuk menentukan nasib RSBI. Kontra terhadap keberadaan RSBI, salah satunya karena biaya yang dinilai mahal dan hanya menjangkau kalangan tertentu.
Soal kualitas, tak sedikit komentar yang bertanya, "Mengapa siswa RSBI tak pernah menjadi juara dalam ujian nasional?". Seperti diketahui, siswa yang menempati peringkat teratas nilai UN secara nasional berasal dari sekolah reguler. Bagaimana tanggapan sekolah RSBI?
Kepala SMA 68 RSBI Jakarta, Pono Fadlullah mengatakan, kultur belajar SMA RSBI berbeda dengan SMA reguler dalam hasil pencapaian belajar di sekolah.
"Output di sekolah RSBI tidak pernah juara ujian nasional (UN) karena memiliki kultur belajar tersendiri. Anak-anak yang sudah standar pintar tanpa unggul, itu kan tinggal poles saja. Untuk ujian nasional pasti lulus untuk mereka (siswa RSBI)," kata Pono, saat dijumpai Senin (2/7/2012) lalu.
Menurutnya, siswa RSBI lebih memfokuskan diri untuk persiapan menghadapi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau SIMAK. Jika siswa RSBI diberikan materi mengenai SNMPTN atau Simak, kata Pono, mereka akan sangat menguasai.
Ia juga menjelaskan, dalam beberapa uji coba soal UN, hasilnya memang tidak menggembirakan. Menurut Pono, soal try out memiliki kadar kesulitan lebih tinggi agar melatih siswa dengan materi yang sulit. Pono mengatakan, untuk persiapan materi ujian SNMPTN, berbeda tujuan. Guru dan siswa harus mengukur keberlanjutannya.
"Sekolah RSBI dengan segala kulturnya, ingin mengukur secara kontinuitas tiga sampai empat tahun ke depan ketika siswa masuk PTN," ujar Pono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.