Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITS Cetak Hattrick Juara Mobil Irit se-Asia

Kompas.com - 07/07/2012, 20:31 WIB
Ester Lince Napitupulu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Sapu Angin, mobil irit kreasi para mahasiswa Institut teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya berhasil mempertahankan gelar juara pertama kontes mobil irit tahunan Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2012 di Sepang, Malaysia, yang berlangsung 4-7 Juli 2012. Mobil Sapu Angin 7 menjadi juara pertama UrbanConcept Biodisel dengan capaian 167 kilometer per liter.  

 

"Alhamdulillah, ini adalah kali ketiga secara berturut-turut kami juara pertama di ajang SEM. Ini adalah capaian tertinggi dari tim Indonesia yang mengirimkan wakilnya dalam ajang SEM Asia 2012, ujar Rektor ITS Triyogi Yuwono dalam siaran persnya, Sabtu (7/7/2012).  

 

Dalam kejuaraan tahunan tersebut, ITS mengirim tiga tim yakni ITS Team 1 dengan mobil Sapu Angin 6, ITS Team 2 dengan Sapu Angin 7, dan SEM ITS Team 2012 dengan mobil terbaru Antasena 1. Ada 15 mahasiswa yang turut di dalamnya, dengan dosen pembimbing tim, Bambang Sampurno. 

 

Ketiga tim ITS ini, tahun ini berkompetisi dengan 136 tim dari 18 negara dari Asia. Ada lima negara baru yang turut berkompetisi dalam SEM Asia 2012, yakni Lebanon, Qatar, Uni Emirat Arab, Hong Kong dan Korea Selatan. Jumlah kendaraan berlomba terdiri dari 91 prototipe, dan 45 UrbanConcept. 

 

Menurut Triyogi, keberhasilam Tim Sapu Angin ITS ini menunjukkan bahwa transfer pengetahuan telah berjalan dengan baik, mengingat tiap tahun dosen pembimbing dan mahasiswa yang berangkat bertanding selalu berlainan. "Hal ini adalah buah dari iklim akademik yang terbina sangat baik di ITS. Ini sangat membanggakan sebagai modal yang baik bagi ITS untuk menjadi world class universtiy," ujarnya.  

 

Sapu Angin 7 adalah mobil masa depan berbahan bakar solar atau biodisel. Mobil ini merupakan pengembangan dari Sapu Angin 5. Dalam berbagai uji coba, mobil ini sudah mampu menempuh jarak 300 km per satu liter solar. Mesin untuk sapu angin diambil dari mesin jet pam. 

 

Adapun untuk Sapu Angin 6, seluruh komponen mesin dibuat sendiri, bukan comot atau merakit. Dalam SEM Asia 2012, Sapu Angin 6, sebagai generasi terbaru memang ditargetkan mampu lebih irit ketimbang generasi sebelumnya. Pasalnya, desain mobil dibuat lebih ringan.  

 

"Dulu 50 kilogram, kini 35 kilogram, jadi lebih mampu menekan bahan bakar. Selain badan mobil, sistem transmisi juga disempurnakan," tutur Yoga Dwi Widakdo, mahasiswa ITS yang jadi Manajer Sapu Angin 6.  

 

Sedangkan mobil Antasena yang baru diciptakan mahasiswa ITS pada tahun ini, berbahan bakar gas hidrogen. Mobil ini inovasi baru mahasiswa Teknik Material Metalurgi, yang didesain untuk menjadi mobil ramah lingkungan. "Ini adalah kali pertama mobil hidrogen karya kami," kata Ahmad Fahrudin, mahasiswa ITS dari tim Antasena.

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com