Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurikulum Pendidikan Guru Perlu Dievaluasi

Kompas.com - 11/07/2012, 02:43 WIB

Jakarta, Kompas - Pembatasan kuota penerimaan mahasiswa calon guru di lembaga pendidikan dan tenaga kependidikan negeri dan swasta bukan solusi masalah kualitas guru. Evaluasi kurikulum LPTK idealnya menjadi langkah awal yang perlu diselesaikan dulu.

Hal itu mengemuka pada Workshop Nasional ”Reorientasi Pendidikan Guru Menuju Pendidikan untuk Semua dan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan” pada 10-14 Juli 2012 yang diselenggarakan UNESCO Kawasan Asia dan Pasifik Bidang Pendidikan di Thailand, UNESCO Kantor Jakarta, serta Komnas Indonesia untuk UNESCO, Selasa (10/7), di Jakarta.

Kepala Bidang Pendidikan UNESCO Kantor Jakarta Anwar Al Said menilai kurikulum di LPTK berisi materi yang menjiplak dan mengulang serta tak sesuai dengan zaman. ”Kalau tak jelas isinya, mau mengajarkan apa? Tak akan memproduksi guru berkualitas,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan membatasi kuota penerimaan mahasiswa baru calon guru di LPTK negeri dan swasta sekitar 40.000 orang per tahun. Hal itu merupakan upaya meningkatkan kualitas guru.

Sekretaris Balitbang Kemendikbud yang juga Peneliti Madya Bidang Kebijakan Pendidikan Hendarman pun menilai perlu ada evaluasi kurikulum pendidikan guru. Pemerintah perlu merestrukturisasi kurikulum.

”Guru harus bertanggung jawab pada pembelajaran yang menyenangkan dan menghargai setiap individu siswa yang berbeda. Ini yang harus diajarkan dalam kurikulum itu,” katanya.

Demi mencapai tujuan itu, guru harus mampu merancang serta memadukan konsep dan isi pendidikan untuk semua dan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dalam kurikulum sekolah. Guru juga harus mampu mengembangkan metode pembelajaran yang tepat. (LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com